Rabu, 17 Februari 2021

Komitmen Menulis dan Berkarya Melalui Blog


Sebenarnya istilah blog sudah sering saya dengar, tetapi sekedar melintas tidak pernah saya gunakan. Ketika ada informasi dari Omjay untuk membuat blog jika ingin mengikuti Pelatihan Belajar Menulis, barulah saya mengumpulkan informasi tentang blog. Hingga akhirnya pada Oktober 2020 saya memutuskan untuk membuat blog. Aglonema Dut Anja dan Janda Bolong itulah gambar pertama yang saya publikasikan di blog saya BundaGisya.blogspot.com.

Malam ini Rabu, 17 Februari 2021 adalah pertemuan ke-20 pada gelombang 17 dengan tema Komitmen Menulis dan Berkarya Melalui Blog yang Menggoda. Alhamdulillah saya bisa mengikuti kegiatan kuliah online sampai pertemuan ke-20. Ya, 20 resume adalah batas minimal yang ditentukan oleh panitia agar bisa disusun menjadi buku.

Omjay kembali memberikan kepercayaan kepada Mr. Bams menjadi moderator yang akan mendampingi narasumber hebat yaitu Bapak Dedi Dwitagama seorang guru Matematika di SMKN 50 Jakarta. Untuk mengenal lebih detail dengan Pak Dedi, kita bisa mengunjungi link https://www.google.com/searchsafe=strict&sxsrf=ALeKk0168_kkb3NVRN6Z5aea9LFfSYaXOA%3A1613562649261&source=hp&ei=GQMtYOS2DfrVz7sP5baNoAM&iflsig=AINFCbYAAAAAYC0RKVlxrVg2ScBdgLXMsPXFfYH8neSs&q=DEDI+DWITAGAMA&oq=DEDI+DWITAGAMA&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBAgjECcyBQguEMsBMgUIABDLATICCC4yBQgAEMsBMgUIABDLATIFCAAQywEyBQgAEMsBMgUIABDLATIFCAAQywE6CAgAELEDEIMBOgIIADoLCC4QsQMQxwEQrwE6BQgAELEDOgUILhCxAzoICC4QsQMQgwE6BwgAEAoQywE6BwguEAoQywFQoBFYmyxgxi1oAHAAeACAAeIHiAGxJpIBBTUtMi40mAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=gwswiz&ved=0ahUKEwikp56k7fDuAhX66nMBHWVbAzQQ4dUDCAg&uact=5


Atau jika kita ingin mendengar suara Pak Dedi, bisa kepoin PODCAST Pak Dedi disini https://open.spotify.com/show/682AwWJf6kp1X8GfdJumED


Blog ditemukan oleh Evan Williams pada tahun 2003. Evan Williams lahir di Nebraska, 31 Maret 1972. Pengertian blog secara sederhana adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini sering kali dimuat dalam urutan isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama, meskipun tidak selamanya demikian.

Pak Dedi mengelola blog sejak 2005 di blogger.com. http://dwitagama.blogspot.com/ adalah blog pertama beliau. Tahun 2007 muncul wordpress.com dan Pak Dedi berpindah ke wordpres. Ini blognya https://dedidwitagama.wordpress.com/. Kemudian sejak 2008 beliau juga ngeblog di kompasiana, platform buatan kompas gramedia di https://www.kompasiana.com/dwitagama

Manfaat blog diantaranya :
  • Membagikan informasi kepada siapapun.
  • Digunakan sebagai media pembelajaran. Siapkan bahan yang berupa materi pembelajaran dalam bentuk apa saja lalu masukkan bahan itu di blog dan berikan kepada murid atau teman sejawat yang memerlukannya.
  • Mendokumentasikan foto.
  • Sebagai jurnal pribadi. Blog itu seperti jurnal pribadi yang berisi dokumentasi pribadi untuk dibaca orang sedunia dan bisa dikomentari pembaca sedunia. Misalnya jika di website lembaga / perusahaan atau institusi tulisan seseorang tidak bisa dimuat karena tidak sesuai dengan visi lembaga, tetapi penulis bisa mempublikasikan di blog pribadi.

Ada beberapa komitmen dalam menulis dan berkarya melalui blog. Misalnya :

1. Tuliskan banyak hal yang dibutuhkan banyak orang dan bermanfaat.

Blog yang baik itu sangat relatif, sama dengan fenomena instagram dan tiktok, baik dan tidak baik batasnya bias, soal mana yang lebih diminati itu juga tak ada pedoman. Blog yang ramai pengunjungnya adalah blog yang banyak menjawab kebutuhan pengguna internet. Apapun yang kita tulis, tulis saja dan terbitkan. Jika terasa ada yang kurang bagus kita bisa mengedit. Kalau masih merasa tidak bagus postingan bisa dihapus, tetapi harus hati-hati dengan UU ITE.

2. Bagaimana jika kehabisan ide saat membuat tulisan di blog?

Lakukan Blogwalking atau berkunjung ke blog teman-teman atau siapa saja. Membaca apa saja, lalu menemukan ide dan ditulis dengan bahasa sendiri kemudian dilengkapi dengan gambar ilustrasi, pendukung.

3. Menjaga konsistensi dan komitmen ngeblog.

Hal yang paling berat dalam mengelola blog adalah konsistensi, dan komitmen blogging. Banyak orang yang punya blog sekian tahun yang lalu, tetapi kemudian terbengkalai tak lagi diisi hingga lupa passwordnya dan akibatnya membuat blog baru lagi, tetapi mangkrak lagi tak berkelanjutan.


Demikian pemaparan materi dari Bapak Dedi Dwitagama, semoga blog yang kita buat bisa bermanfaat untuk orang lain. Blog kita tinggalkan untuk anak cucu kita dan generasi penerus. Selamat berjuang menjadi pribadi yang punya arti, atau kita tak menjadi apa-apa hingga tak bisa apa-apa.



Gajah mati meninggalkan gading, kita mati meninggalkan posting. Menulislah untuk meninggalkan jejak yang baik untuk dikenang sepanjang zaman.




Salam Literasi.

Kiat Menulis Buku Dalam Satu Minggu


Menulis buku dalam seminggu sepertinya menjadi hal yang mustahil bagi penulis pemula seperti saya. Karena untuk membuat satu resume saja butuh waktu berjam-jam untuk mengotak-atik kata hingga tersusun menjadi kalimat yang enak dibaca. Itu saja terkadang masih belum mantap dan percaya diri untuk mempublikasikannya.

Malam ini merupakan pertemuan ke-19 Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay pada gelombang 17. Tidak terasa selangkah lagi saya akan menyusun resume hasil pelatihan menjadi sebuah buku solo. Semoga saya bisa menyelesaikan tantangan tersebut sampai terwujud satu buku solo sesuai dengan harapan.

Pertemuan kali ini terasa sangat spesial karena Prof. Richardus Eko Indrajit hadir sebagai narasumber pada Senin, 15 Februari 2021 dengan mengangkat tema Kiat Menulis Buku Dalam Seminggu . Moderator geulis Teh Aam Nurhasanah, S.Pd selalu siap dan setia mendampingi hingga purnanya acara.

Prof. Richardus Eko Indrajit lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Prof. Eko adalah seorang akademisi dan pakar teknologi informatika dari Indonesia. Selain dikenal sebagai pakar teknologi, Prof. Eko merupakan seorang pendidik, narasumber berbagai seminar, loka karya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri. Untuk mengenal lebih dalam tentang Prof. Eko, kita dapat berkunjung ke link https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit.

Bagi Prof. Eko menulis adalah hal yang sangat mudah. Menulis dapat dimulai dengan menuliskan hal-hal paling mudah yang pernah kita alami. Menurut Prof. Eko, ada beberapa tips untuk menakhlukkan tantangan menulis dalam seminggu, diantaranya :

Pertama
Mengubah berkomunikasi via oral (mulut) ke dalam via tulisan. Itu adalah salah satu hal yang paling sederhana untuk menulis.

Kedua :
Pilihlah satu topik yang sangat disukai dan dikuasai. Namun jangan ceritakan pengalaman tersebut ke orang lain via obrolan (mulut/verbal), tetapi lakukan dengan cara menuliskan apa yang ingin diomongkan via tulisan.

Ketiga :
Menulis satu halaman per hari. Jika menulis sudah menjadi kebiasaan, kita naikkan porsinya menjadi 2-5 halaman per hari.

Keempat :
Luangkan waktu untuk menulis. Kita harus siap berkomitmen untuk meluangkan waktu paling tidak 2 jam sehari untuk tidak diganggu siapapun. Karena untuk penulis pemula, ketenangan sangatlah dibutuhkan.

Kelima :
Ubahlah tujuan menulis yang awalnya untuk publikasi menjadi suatu hal yang dapat menyenangkan hati. Karena kebahagiaan sangat penting untuk meningkatkan imunitas tubuh terutama saat pandemi.

Keenam :
Fokuskan pada orang yang menyukai dan memuji tulisan kita. Tidak perlu menghiraukan mereka yang mencemooh atau menghina kita.

Ketujuh :
Carilah referensi sebanyak mungkin, baru kemudian kita mulai menulis sampai tuntas. Sumber atau referensi merupakan pendukung ide atau gagasan yang kita tulis. 

Demikian uraian materi dari Prof. Eko tentang Kiat Menulis Buku Dalam Satu Minggu. Semoga yang beliau sampaikan bermanfaat untuk kita semua. Meskipun saya belum mampu untuk menerima tantangan menulis dalam satu minggu, setidaknya memperoleh pelajaran berharga untuk meneladani semangat dan perjuangan Prof. Eko.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama. Artinya bahwa dari dulu nenek moyang kita ingin agar kita menulis, karena hanya dengan menulis maka kita dapat hidup seribu tahun lagi. 


Menulis adalah doa, menulis adalah cinta, menulis adalah karya, menulis adalah jiwa, menulis adalah manusia.



Salam Literasi.

Minggu, 14 Februari 2021

Menulis Buku yang Diterima Penerbit


Setiap orang mempunyai keterampilan menulis. Yang membedakan adalah cara untuk mengasah keterampilan tersebut. Saat ini saya mencoba mengasah keterampilan menulis dengan rutin membuat resume dari setiap Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay. Mungkin jika dilihat dari grafik anak tangga terkait dengan tulis menulis, saya baru berada di posisi i will do it. Karena saya pemula tanpa berbekal kebiasaan menulis seperti peserta yang lainnya. Ya, saya akan menata hati untuk menulis.

Malam ini adalah pertemuan ke-18 di kelas belajar menulis bersama Omjay pada gelombang 17. Mr. Bams kembali bertugas sebagai moderator mendampingi narasumber yang luar biasa dari penerbit Andi yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni dengan mengangkat tema “Menulis Buku yang Diterima Penerbit”.

Kuliah pada malam hari ini berbeda dari biasanya. Karena narasumber malam hari ini lebih mengoptimalkan penyampaian materi via voice note. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan copy paste materi dalam pembuatan resume.

Dalam penjelasannya, Pak Joko menguraikan jika industri penerbitan berkaitan erat dengan stakeholder yang ada. Diantaranya penulis, pabrik kertas, editor, toko buku, dan sebagainya.
Ekosistem penerbitan juga sudah disederhanakan meliputi 4 komponen :
  1. Penerbit
  2. Penyalur
  3. Pembaca (target pasar)
  4. Penulis
Ditingkat asia tenggara literasi di Indonesia menduduki peringkat nomor 3 dari bawah, sehingga bisa dikatakan bahwa literasi di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penghambat pertumbuhan industri penerbitan/literasi diantaranya :
  • Minat baca (budaya baca, kurangnya bahan bacaan, kualitas bacaan)
  • Minat tulis (budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan, anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan)
  • Apresiasi hak cipta (pembajakan, duplikasi non legal, perangkat hukum).
Dalam menerbitkan naskah menjadi buku, kita harus selektif dalam memilih penerbit. Penerbit yang baik memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :
  1. Memiliki visi dan misi yang jelas
  2. Memiliki bussines core lini produk tertentu
  3. Pengalaman penerbit
  4. Jaringan pemasaran
  5. Memiliki percetakan sendiri
  6. Keberanian mencetak jumlah eksemplar
  7. Kejujuran dalam pembayaran royalti.
Lalu apa yang diperoleh oleh penulis yang sudah berhasil menerbitkan bukunya secara profesional pada penerbit yang profesional?
  • Kepuasan batin
  • Reputasi akan naik
  • Karir akan berkembang dengan baik
  • Peningkatan finansial/royalti.
Pak Joko juga menjelaskan kategori penulis dibedakan menjadi 4 :
  1. Penulis berfikir idealis

  2. Penulis berfikir industrialis

  3. Penulis berfikir idealis-industrialis

  4. Penulis berfikir tidak idealis-tidak industrialis.

Ada beberapa cara mengirimkan naskah ke penerbit :
  • Cetak naskah lengkap
  • Sertakan biodata diri
  • Sertakan deskripsi segmen pasar yang ingin diraih
  • Masukkan amplop dan kirimkan ke penerbit
  • Tunggu pemberitahuan apakah naskah diterima/ditolak.

Kesuksesan penulis dalam menulis sebuah buku terletak pada level materi dan target pasar. Sebagai pemula, agar naskah kita diterima oleh penerbit carilah tema yang menarik/populer yang hangat dibicarakan meskipun penulis tidak populer. Penerbit memanfaatkan google trends untuk mengecek apakah tema yang kita ajukan populer atau tidak. Karena naskah yang diminati oleh penerbit adalah naskah yang selalu diminati oleh pembaca dan selalu menjadi topik pembahasan.

Demikian pemaparan materi dari Bapak Joko Irawan Mumpuni, semoga dapat menggugah semangat kita untuk segera menulis dan menerbitkan buku. Tidak hanya berangan-angan tanpa langkah berkelanjutan. Tetapi segera merealisasikan dengan wujud nyata sebuah karya.




 

 Salam Literasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 11 Februari 2021

Strategi Menembus Penerbit Mayor


Setiap penulis pasti mempunyai mimpi untuk menerbitkan tulisannya. Tulisan yang dikemas cantik menjadi sebuah buku yang dapat bermanfaat untuk sesama. Apalagi jika tulisan tersebut dapat diterima oleh penerbit mayor, pasti hal itu sangat menggembirakan.

Sama halnya seperti saya, yang rasanya ingin mempunyai rekam jejak digital yang membanggakan bagi diri sendiri maupun orang disekitar, melalui sebuah karya tulis berbentuk buku. Berharap semua resume yang dikumpulkan disulap menjadi buku yang bermanfaat. Namun kekhawatiran yang sering saya pikirkan adalah tentang kualitas tulisan. Apakah tulisan saya nantinya bisa dinikmati orang lain atau sebaliknya. Sehingga saya belum berani untuk menerbitkan tulisan. Melainkan hanya mendokumentasikan karya melalui blog atau sekedar menyimpan pada file pribadi.

Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay malam ini membahas tentang tema “Menembus Tulisan di Penerbit Mayor”. Bersama moderator keren Bapak Sucipto Ardi yang akan mendampingi kuliah online Rabu, 10 Februari 2021, dengan narasumber hebat Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbit Andi.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang penerbit Mayor, Pak Edi terlebih dahulu memberi ulasan tentang definisi penerbit menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, sebagai berikut :

  1. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan buku.
  2. Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan buku.
  3. Penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
  4. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar.
  5. Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.
  6. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Sebenarnya dalam istilah penerbit tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, yang ada adalah penerbit seperti definisi UU No. 3 Tahun 2017. Akan tetapi dalam perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), akhirnya secara alami penerbit berproses secara mandiri memproduksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN (International Standard Book Number).

Dalam Pasal 17 Permenneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009, disebutkan bahwa penulisan buku menjadi unsur yang penting dalam kenaikan pangkat. Berbagai jenis buku yang sesuai/linier dengan tugas pokok dan fungsi jabatan guru dapat digunakan untuk menambah angka kredit yang dibutuhkan dalam kenaikan jenjang jabatan fungsional. 

Berikut ini adalah Jenjang Jabatan Fungsional Guru menurut Permenneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009 :


Berikut ini jenis-jenis buku yang diatur dalam PP No. 75 Tahun 2019 :


Tidak semua buku yang dikirimkan ke penerbit dapat diterbitkan. Karena penerbit masih menghadapi beberapa kendala diantaranya karena keterbatasan modal, strategi pemasaran, dan visi misi. Apalagi pada saat pandemi seperti sekarang ini, dimana outlet toko buku sedang terkena PSBB sehingga proses penjualan dan distribusi buku menjadi terkendala. Seperti halnya Penerbit Andi yang hanya mampu menerbitkan 20-30 persen saja dari naskah yang masuk yang jumlahnya bisa mencapai 200 an perbulan.

Pada saat ini, model pemasaran buku telah bergeser tidak seperti pola pemasaran sebelum pandemi melanda. Penerbit Andi telah mempersiapkan sarana prasarana promosi kekinian, seperti webinar, bincang daring, worshop online, podcast hingga channel youtube untuk membantu memperkuat resonansi gaung pasar buku yang ditulis ke calon pembaca.

Produksi buku juga perlahan-lahan bergeser ke ranah digital, bekerjasama dengan Google Play. Untuk melihat hasil produksi e-book dari penerbit Andi dapat mengunjungi http://bukudigital.my.id atau http://ebukune.my.id.

Ada beberapa strategi yang perlu disiapkan oleh penulis pemula agar mampu menembus penerbit Mayor, diantaranya :

Pertama
Pelajari buku-buku yang telah diterbitkan masing-masing penerbit dan sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki. Tawarkan naskah dalam bentuk rencana tulisan atau proposal penerbitan buku.

Kedua
Kirimkan tulisan ke beberapa penerbit, supaya masing-masing penerbit dapat memahami penawaran tulisan yang dibuat. Jangan hanya terpaku pada satu penerbit.

Ketiga
Jangan takut jika ditolak atau tidak diterbitkan, setiap penerbit mempunyai pandangan sendiri dalam menerbitkan bukunya.

Demikian penjelasan dari Bapak Edi S. Mulyanta tentang Menembus Tulisan di Penerbit Mayor. Semoga dapat memacu semangat kita untuk terus menulis dan mewujudkan mimpi untuk dapat menembus penerbit Mayor.


Jangan pernah putus asa menawarkan tulisan ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia tulis-menulis, sekaligus mencari keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan di tengah gempuran teknologi yang kian semakin kejam saat ini.




Salam Literasi.



Selasa, 09 Februari 2021

Teknik Memasarkan Buku




Tak dapat dipungkiri pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan. Baik itu aspek ekonomi, sosial maupun pendidikan. Masyarakat diharapkan mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus terbiasa dengan situasi yang ada.

Setiap saya membuka story di hp maupun di media sosial lainnya, hampir setiap orang berlomba-lomba menjajakan dagangannya. Entah itu pakaian, sepatu, tas, peralatan rumah tangga, bahkan makanan dan minuman juga mereka tawarkan. Mereka memanfaatkan peluang yang ada untuk mencari keuntungan lewat penjualan secara online.

Berbicara tentang pemasaran, pada pertemuan ke-16 Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay Senin, 8 Februari 2021 akan mengupas tuntas tentang tema “Teknik Memasarkan Buku” dengan narasumber yang luar biasa yaitu Bapak Agustinus Subardana selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi dan moderator yang baik hati nan ceria yaitu bu Aam Nurhasanah S.Pd.

Pak Agus menjelaskan tentang kondisi pemasaran buku di Indonesia yang banyak mengalami kemerosotan akibat pandemi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Rosidayati Rozalina. Industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.

Kendati demikian, tidak semua penerbitan buku mengalami penurunan penjualan. Penerbit Andi Offset masih bisa bertahan dan tumbuh. Bahkan pada tahun 2021, Penerbit Andi akan membuka cabang representative (Stokis) sebanyak 120 titik di kota dan kabupaten di Indonesia. Informasi mengenai Penerbit Andi dapat diakses pada link http://www.andipublisher.com/

Pemilik http://literasikangagus.blogspot.com/ menjelaskan strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
  1. Faktor Mikro (perantara, pemasok, pesaing, dan masyarakat)
  2. Faktor Makro (demografi ekonomi, politik hukum, teknologi fisik, dan sosial budaya)
Strategi pemasaran buku pada Penerbit Andi telah dipetakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu :

1. Strategi pemasaran buku serangan udara (online)

Dalam strategi ini, penggunaan transformasi digital marketing sangat bermanfaat. Manfaat yang diperoleh misalnya : biaya lebih murah, jangkauan lebih luas, mudah menentukan target pasar buku, komunikasi dengan konsumen lebih mudah, lebih cepat populer, dan meningkatkan penjualan.

Penjualan buku lewat online harus lebih proaktif dalam berbagai hal, diantaranya :
  • Gencar melakukan promosi supaya dapat menyebarkan produk secara masif kepada target pasar potensial sehingga dapat mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.
  • Menjaga kestabilan penjualan saat kondisi pasar reda.
  • Menaikkan penjualan dan profit.
  • Mengembangkan keunggulan produk.
  • Membentuk citra produk di mata konsumen.
  • Melakukan penjualan melalui komunitas.

2. Strategi pemasaran buku serangan darat ( offline )

Hal-hal penting yang dapat menunjang pemasaran secara offline meliputi : 
  • Melakukan pemetaan wilayah/membuka cabang pada tiap-tiap kabupaten yang potensial
  • Memetakan buku berdasarkan jenis kategori buku yang diterbitkan.


Demikian penjelasan dari Bapak Agustinus Subardana tentang Strategi Pemasaran Buku di Saat Pandemi. Semoga dapat menambah ilmu dalam hal penerbitan dan pemasaran buku. Sekaligus dapat memantik semangat untuk terus menulis sehingga dapat menghasilkan karya yang berguna.


"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru"



Salam Literasi.



Minggu, 07 Februari 2021

Giatkan Semangat Literasi Melalui Taman Bacaan


 

Melihat poster yang dibagikan pada WAG di kelas Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay pada pertemuan ke-15 yang mengusung tema “Mengelola Taman Bacaan” saya jadi teringat kembali kenangan 2002 silam waktu masih memakai baju kebanggaan putih abu-abu. Setiap pulang sekolah aku dan sahabatku berjalan menyusuri trotoar menuju taman bacaan yang letaknya tak jauh dari sekolah. Kebetulan taman bacaan itu adalah milik orang tua Dias Noviastuti temanku satu kelas.

Setiap pulang sekolah, aku dan sahabatku Dewi, Ema, Hanif, dan Hima selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi taman bacaan tersebut. Jika uang saku kami masih lebih, kami gunakan untuk menyewa buku yang ada di taman bacaan tersebut. Akan tetapi jika uang saku mepet, kami luangkan waktu sebentar untuk duduk dan membaca di tempat. Sungguh pengalaman terindah bersama teman-teman SMA yang akan selalu menjadi kenangan.

Untuk kedua kalinya Bapak Bambang Purwanto, S.Kom., Gr atau yang lebih akrab disapa Mr. Bams menjadi narasumber di gelombang 17 Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay. Tanpa bosan, Pak Cip yang bertugas sebagai moderator selalu setia mendampingi narasumber hingga selesainya kuliah online Jumat, 5 Februari 2021.

Mr. Bams sang Pendekar Literasi dari Bandung Jawa Barat, memiliki niat awal mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) karena beliau senang dengan anak-anak. Senang bila anak-anak senang dan rajin membaca. Beliau juga mempunyai kebiasaan sebagai pendongeng yang dimulai sejak tahun 2004 dan mendapat sebutan sebagai pendongeng “Ayah Salwa”.

Rumah kecil yang hanya type 21 tak menyurutkan niat Mr. Bams untuk mendirikan TBM. Tepatnya 5 Oktober 2011 rumah tersebut mulai digunakan untuk TBM yang diberi nama TBM Ayah Salwa. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan sebutan TBM AS Lebakwangi

Setiap malam Mr. Bams dan keluarga selalu menyiapkan buku cerita anak sebanyak 20, majalah Bobo 20, dan koran hari kemarin. Modal buku saat berdirinya TBM hanya sekitar 200 buku. Dan buku tersebut berasal dari koleksi pribadinya.

Fasilitas yang ada di TBM AS Lebakwangi meliputi :

  • Buku, majalah dan koran yang disiapkan di rak plastik 3 trap dan disimpan di teras halaman. Sehingga anak-anak bisa dengan mudah membaca buku kapanpun sesuai keinginan mereka.
  • Bila hari minggu buku-buku di rumah dikeluarkan dan dipajang di atas meja. Sehingga anak-anak dengan mudah bisa mampir untuk melihat-lihat sambil membaca buku.
  • Anak-anak yang ingin membaca dipersilakan datang secara gratis dan tidak dipungut biaya sepeser pun.


Di tanggal 5 Oktober 2021 nanti usia TBM AS Lebakwangi genap 10 tahun. Dan saat ini TBM AS Lebakwangi telah bergabung dengan Forum TBM yang ada di tingkat Kab/Kota, Provinsi dan Nasional. 

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang TBM AS Lebakwangi bisa berkunjung ke link https://lebakwangimembaca.wordpress.com/, http://penamrbams.id/ dan juga https://youtu.be/_2Z18OW8vI8


Kegiatan yang dilakukan di TBM AS Lebakwangi antara lain :

1. Membaca buku

2. Meminjam buku

3. Mendongeng

4. Belajar menulis (TK/SD)

5. Belajar membaca

6. Mewarnai

7. Menggambar

8. Menulis Puisi

9. Komputer

10. Internet

11. Main catur

12. Puzle

13. Pelatihan

14. Menulis resume, dan lain-lain.


Sedangkan perizinan dari TBM AS Lebakwangi :

1. Awalnya hanya membuat izin tetangga.

2. Surat domisili dari Desa

3. Akte Pendirian dari Notaris

4. Ijin Operasional dari Dinas Pendidikan Kab Bandung.

Penghargaan yang telah diterima oleh TBM AS Lebakwangi : 

1. Piala Juara 2 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

2. Piala Juara 1 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasj Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

3. Sabilulungan Award 2018 dari Bupati Kabupaten Bandung.

Buku memang selalu menjadi kendala utama bagi pengelola bahan bacaan (perpustakaan, TBM, pojok baca). Ada beberapa cara untuk memperoleh bahan bacaan :

1. Berusaha mencari sponsor baik itu dari orang tua atau perusahaan sekitar sekolah

2. Membuat program donasi buku

3. Bekerjasama dengan program pinjam dari TBM yang ada di sekitar

4. Hubungi Dinas Perpustakaan, biasanya ada mobil perpustakaan keliling

5. Bergabung dengan Komunitas 1001 buku yang rajin memberi donasi buku

6. Bergabung dengan komunitas/organisasi Forum TBM yang ada di provinsi masing-masing.


Untuk memulai membentuk TBM bukan hal yang mudah, berbagai tantangan yang datang menjadi motivasi Mr. Bams dalam mengelola TBM sehingga dapat berdiri kokoh sampai saat ini. TBM bukan hanya kegiatan membaca saja. Akan tetapi bisa menjadi Pusat Kegiatan Pelibatan Masyarakat.

Didiklah anak-anak kita untuk mulai tertarik membaca buku. Jauhkan mereka dari kecanduan gadget yang saat ini sangat merajalela. Mari kita mulai dari diri sendiri. Perbanyak buku di rumah, permudah akses buku di rumah dan biasakan membaca dan diskusi bersama.



Selalu ada harapan bagi mereka yang selalu berdoa dan selalu ada jalan bagi mereka yang selalu berusaha.


 

Salam Literasi.

Kamis, 04 Februari 2021

13 Prinsip Menemukan Ide Dalam Menulis


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam Bapak/ibu guru hebat seluruh nusantara, alhamdulillah kita berjumpa kembali dalam Pelatihan Belajar menulis bersama Omjay dan PGRI dalam keadaan sehat.

Ketika akan menulis hal yang paling dibutuhkan adalah ide. Ketika saya membaca tulisan bapak/ibu guru hebat peserta Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay atau tulisan dari para narasumber hebat, saya selalu berfikir, tulisannya kok bagus sekali ya. Bagaimana cara membuatnya? Ide yang dituangkan sangat menarik minat pembaca. Rangkaian kata yang digunakan juga sangat indah dan mudah dipahami. 

Tak dapat dipungkiri, kadang saat akan menulis, saya muncul banyak ide, hingga saya bingung mau menuliskan yang mana dulu. Tetapi setelah saya tuliskan, tiba-tiba berhenti, mentok kehabisan ide. Bingung apalagi yang harus saya tuliskan.

Malam ini kita akan mendapatkan pencerahan dari narasumber nasional  yang sekarang  bertugas di Sorowako. Berkat kecanggihan teknologi melalui WAG jarak antara Sorowako dengan Rembang-Jawa Tengah begitu dekat.

Mr. Bams sebagai moderator keceh menyampaikan profil singkat Bapak Agus Sampurno. Saat ini beliau menjabat sebagai Education specialist sekaligus Ketua Yayasan Pendidikan Sorowako Sulawesi Selatan. Berbagai penghargaan telah beliau raih. Sejak tahun 2014 menjadi Pengkaji Naskah Pustekkom Jakarta dan juri pada lomba inovasi pembelajaran TK-SMA yang diselenggarakan  KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Nah, malam hari ini Bapak Agus Sampurno akan berbagi ilmu tentang 13 prinsip menemukan ide dalam menulis :

Pertama : Jangan pedulikan orang lain.

90% ide tulisan muncul ketika kita tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan mengenai tulisan kita dan 10% keberhasilan menulis baru mengenai seberapa kita konsisten dalam menulis.

Ke-2 : Menulislah dengan hati dan mengeditlah dengan pikiran.

Ke-3 : Hambatan penulis terjadi ketika ia terlalu menghakimi diri sendiri saat mulai menulis.

Ke-4 : Mengedit tulisan.

Adalah sebuah upaya pembersihan dan akan terasa membosankan serta bisa juga membuat frustrasi, tetapi juga bersifat terapeutik atau hal yang baik bagi kegiatan menulis kita. Mengedit seperti yang sering kita lakukan dalam kehidupan kita. Buang jauh yang tak perlu. Utamakan yang inti.

Ke-5 : Tiga prinsip dalam menulis.
  1. Sederhanakan pesan
  2. Buatlah tulisan kita menyenangkan, menakutkan, menegangkan, atau mendidik
  3. Buatlah tulisan kita menjadi menarik sehingga seseorang pasti sudah gila untuk  tidak membacanya.
Ke-6 : Menulis dengan baik berarti berpikir dengan baik.

Jika kita tidak dapat menulis dengan baik, itu berarti kita tidak dapat berpikir dengan baik. Tetapi menulis hanyalah langkah pertama. Menulis ulang juga penting. Menulis ulang adalah memikirkan ulang ide tulisan (David Perell).

Ke-7 : Tulisan awal kita akan seperti air kotor, tetapi semakin banyak kita menulis, semakin bersih “air kreatif” kita.

Ke-8 : Pisahkan kegiatan antara mencari ide dan menulis.

Carilah ide dan buatlah daftar. Baru kemudian ambil satu persatu untuk kita tuliskan.

Ke-9 : Kegiatan mengedit tulisan sama pentingnya dengan menulis itu sendiri.

Jika kita membaca tulisan di blog yang "mentah" itu berarti nafsu si penulis hanya menerbitkan (posting) dan bukan mempersembahkan buah pikirannya yang terbaik.

Mentah berarti si penulis langsung menekan tanda "terbitkan" saat menulis blog di internet tanpa membaca kembali. Tulisan banyak yang typo. Kalimat berputar putar. Baca yang keras tulisan yang kita hasilkan. Sensitifkan telinga kita dan tempatkan diri kita sebagai orang yang akan membaca. Jika semua sudah dilakukan maka apa pun ide dan gaya bahasa yang ditulis akan berasa "matang".

Ke-10 : Membuat sebuah judul tulisan adalah sebuah seni tersendiri.

Gunakan kata berikut dalam elemen judul sebuah tulisan
a)    You (Anda)
b)    Free (Bebas atau gratis)
c)     New (Baru atau terkini)
d)    Now (Sekarang)
e)    Secret (Rahasia)

Beberapa contoh judul :
  • Tips Bagi Anda, Guru Kreatif Dalam Menaklukan Kelas yang Pasif Selama PJJ
  • Gratis Untuk Anda, Resep Membuat Video Pembelajaran yang Memukau Siswa
  • Aplikasi Terkini Pembelajaran Jarak Jauh
  • Temukan Sekarang, 10 Penyebab Murid Malas Saat Pembelajaran Jarak Jauh
  • Tujuh Rahasia Guru yang Dirindukan Siswanya Saat PJJ

Ke-11 : Konsistenlah dalam menulis.

Ada dua perspektif/pandangan dalam hal berkarya :
  1. Dari sisi si pencipta yang diingat adalah hal yang jelek dan membuat ia kecewa.
  2. Dari sisi penikmat atau pembaca hal yang mereka akan ingat adalah hasil karya yang bagus.
Jadi sebagai pencipta atau pembuat tulisan, bersikaplah seperti seorang penikmat alias bersikaplah masa bodoh pada karya yang tidak dilirik orang.

Ke-12 : Jangan pernah berpikir untuk punya ide sendiri.

Lakukan ATM terus menerus, amati, tiru, dan modifikasi. Penyakit seorang penulis adalah memaksa dirinya keluarkan hal yang asli produk dari dirinya. Akibatnya ia tidak pernah menulis.

Ada istilah "nothing new under the sun's" artinya di dunia ini sebenarnya tidak ada yang sama sekali baru. Artinya kita harus temukan siapa penulis yang kita sukai. Pelajari ia dan lakukan modifikasi. Semakin sering kita lakukan riset dan lihat keunikannya maka kita akan melahirkan keunikan sendiri.

ATM adalah cara untuk seorang penulis menyusun tenaga agar bisa konsisten kemudian punya gayanya sendiri.

Ke-13 : Menjadi sosok yang berbeda di internet.

Cari keunikan kita, pelajari sebuah hal yang akan jadi brand kita, jika sudah punya brand lanjutkan dengan mengajarkan orang lain.

Beberapa konteks untuk penulisan di media online :
  • Judul menarik
  • Tulisan tidak terlalu panjang
  • Mengungkapkan sisi pribadi boleh saja. Namun sebagai saran hindari saja kecuali kita sudah sekelas dengan Bapak Wijaya Kusumah (Omjay)
  • Kekinian
  • Tulisan mengalir.

Paparan narasumber malam hari ini ditutup dengan pesan yang sangat mengena. "Menulis berarti mengasah pikiran. Kata mengasah disini berarti menyingkirkan hal-hal yang membuat tulisan kurang tajam. Caranya dengan menempatkan proses mencari ide sama pentingnya dengan proses menulis itu sendiri. Hal lain adalah kegiatan mengedit tulisan berarti kita sedang memastikan bahwa pikiran kita sudah tajam untuk disampaikan pada pembaca".

Demikian uraian materi  narasumber pada pertemuan ke-14, ternyata tidak mudah untuk menjadi seorang penulis. Butuh kemampuan untuk menguasai dan mempraktekkan prinsip-prinsip dalam menemukan ide yang cemerlang sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. 


Salam Literasi.   

Senin, 01 Februari 2021

Kesiapan dan Komitmen Untuk Terus Menulis di Blog

 


Blog adalah salah satu jenis website yang kontennya berisi pemikiran satu atau beberapa penulis dan memiliki urutan posting secara kronologis (dari konten terbaru ke konten terlama). 

Sebenarnya saya sudah sering mendengar istilah blog. Tetapi belum pernah saya sentuh apalagi saya masuk ke dalam dunia blog. Karena menurut saya hanya orang-orang tertentu dan mempunyai keahlian khususlah yang sering memanfaatkan blog. Kebetulan tempat kerja saya juga di desa, banyak kendala terhadap jaringan ataupun yang lainnya jadi peserta didik belum pernah memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. 

Hingga akhirnya pada Desember 2020, saya mendapat informasi dari rekan seperjuangan untuk mengikuti Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay. Saya masuk ke dalam grup tersebut di gelombang 17. Omjay menegaskan untuk mengikuti pelatihan tersebut syarat awal yang harus dipenuhi adalah harus memiliki blog.

Saya sempat ragu dan bingung, bagaimana cara membuat blog, cara menggunakannya, apa saja yang nanti akan saya masukkan di blog, dan seterusnya. Saya diam seraya berfikir sejenak dan berangan -angan tentang apa langkah selanjutnya yang harus saya tempuh.

Langkah awal, saya buka youtube. Saya pelajari tutorial pembuatan blog dan sebagainya. Selanjutnya saya buka laptop untuk mempraktekkan. Hingga akhirnya blog berhasil saya buat. Saya memilih gabungan nama kedua anak saya sebagai nama blog. Lega bercampur senang, akhirnya saya bisa membuat blog dan bisa lanjut untuk mengikuti Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay dan memupus pemikiran bahwa blog ternyata dapat dimanfaatkan oleh siapapun. 

Malam hari ini adalah pertemuan ke 13 pada Pelatihan Belajar menulis bersama Omjay , Senin, 1 Februari 2021. Tema malam hari ini akan membahas tentang "Komitmen Menulis di Blog" dengan narasumber Bapak Dedi Dwitagama. Karena kesibukan yang luar biasa dari Bapak Dedi Dwitagama, malam hari ini beliau tidak bisa mengisi kuliah online sehingga narasumber pada pertemuan ke 13 ini digantikan oleh Omjay. 

Dalam paparannya Omjay bercerita tentang sahabatnya Bang Dian Kelana. Beliau meninggal pada tanggal 1 Januari 2021. Namun sebelum berpulang, beliau sudah membuat satu buku dan menuliskan sebuah artikel di blog YPTD. Judulnya bagaimana posting di Blog YPTD. Sampai hari ini, sudah lebih dari 600-an orang berkunjung dan membaca tulisannnya di https://terbitkanbukugratis.id/dian-kelana/08/2020/bagaimana-posting-di-blog-yptd/

Profile dan segala hal tentang Bang Dian Kelana dapat kita kunjungi pada link https://diankelana.web.id/. Banyak kenangan Omjay dengan almarhum, misalnya pada akhir tahun 2019, Omjay bersama almarhum sempat mengisi workshop pembuatan dan penulisan buku di desa Talang Babungo, Solok Sumatera Barat.

Tak kuasa menahan haru dan sedih, Omjay pun menangis. Untuk mengenang kepergian beliau, Omjay pun melakukan siaran langsung di youtube,  di https://youtu.be/Ab9YOBplCUs

Menyimak paparan dari Omjay, saya jadi teringat dengan pengalaman yang saya alami. Sekilas cerita, akhir Deember 2020 ketika nenek saya meninggal di RS dan diduga suspect covid 19 dan harus dimakamkan sesuai protokol kesehatan, banyak keluarga dekat ataupun sanak saudara yang mengucilkan bahkan tidak menghubungi kami. Tak ada ucapan bela sungkawa via telepon, WA atau yang lainnya. 

Kami menyadari, mungkin saat itu mereka takut dan ingin menjaga diri mereka dari kegananasan virus corona, sehingga mereka tidak berani mendekat. Waktu berputar dengan cepat, sampai pada 40 hari meninggalnya nenek. Ternyata keinginan untuk mengabarkan lewat hp ataupun yang lainnya bahkan kedatangan juga tak kami temukan. 

Kami sedih. Memang sedih kehilangan orang tercinta, tetapi kami lebih sedih dengan kenyataan yang terjadi. Dimana rasa persaudaraan yang selama ini digaungkan. Mereka mendekat disaat kami sukses dan bahagia, tetapi disaat kami terkena musibah tak satupun dukungan kami dapatkan. Dari situ kami bisa tahu, mana orang yang benar-benar tulus dan hanya pura-pura. 

Tak terasa air mata pun jatuh menemaniku dalam membuat resum yang ke 13. Saya menangis bukan karena saya teringat dengan nenek, tetapi saya terharu masih ada orang yang sangat baik seperti Omjay dan yang lainnya. Yang mau peduli kepada orang lain padahal kita tidak ada hubungan darah. Kita pun tidak pernah bersua di dunia nyata.

Mereka memberikan ilmu dengan cuma-cuma, mengorbankan waktu istirahatnya, memberikan dukungan dan motivasi yang tiada henti. Sungguh luar biasa. Mereka hanya berniat ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadikan apa yang dilakukan ini sebagai ladang amal. Sungguh mulia niat tersebut. Terima kasih Omjay beserta Bapak/ibu hebat yang lainnya. Semoga Allah membalas dan memberikan kemudahan dalam segala hal. Aamiin.

Kembali ke topik tentang blog. Menulis di blog akan membuat kita menjadi terbiasa menulis karena kita berlatih menulis setiap hari. Untuk menjaga konsistensi dalam menulis, saya selalu ingat pesan dari Omjay "Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi". 

Tetapi sayang, saya baru bisa mengisi blog saya dengan tulisan resume dari setiap pertemuan yang saya ikuti. Itu saja yang saya posting masih sangat dibawah rata-rata. Karena saya masih pemula tanpa berbekal kemampuan menulis dan berimajinasi seperti peserta yang lainnya yang luar biasa. 

Terkadang saya malu dengan apa yang akan saya posting, tetapi pesan Cikgu Tere selalu saya ingat. "Tetaplah menulis. Kita harus tebal muka. Mau ada yang menanggapi atau tidak tetaplah menulis. Berfikirlah yang positif. Sehingga itu akan menjadi cambuk bagi diri kita untuk lebih semangat dalam menulis".

Omjay membuat tantangan menulis setiap hari di bulan Februari tahun ini di PGRI. Omjay mengumumkan di link https://terbitkanbukugratis.id/wijaya/01/2021/lomba-blog-pgri-di-bulan-februari-2021/

Sudah mulai banyak yang menuliskannya hari ini. Tetapi mohon maaf, saya belum berani mencoba, karena saya belum memiliki modal yang cukup untuk ikut masuk di dalamnya.

Poster tersebut sementara baru bisa saya baca dan saya amati dahulu. Insyaallah jika ada kesempatan, kesehatan dan keberanian yang cukup akan saya coba dilain waktu.

Sekarang ini saya baru mampu untuk mengisi blog saya dengan hasil resume Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay, semoga kumpulan resume tersebut bisa saya dokumentasikan menjadi sebuah buku. Dan harapan saya meskipun kegiatan pelatihan ini telah usai, semoga setiap harinya saya tetap bisa mengisi blog saya dengan sedikit goresan yang bermanfaat bagi saya sendiri maupun orang lain.



"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya".
(Ki Hajar Dewantara)



Salam Literasi.





Mendisiplinkan Diri dalam Menulis

  Manusia diciptakan dengan menyandang predikat sebagai makhluk yang paling sempurna. Tetapi kesempurnaan yang kita bawa tidak lekas membawa...