Sabtu, 30 Januari 2021

Hikmah Menulis dan Berbagi

 


Menulislah seperti air mengalir, setiap ada kendala selalu ada jalan keluarnya, seperti air yang senantiasa mencari celah baginya untuk mengalir. Tantangan terbesar menulis adalah diri kita. Jadi mari kalahkan diri kita agar kita konsisten menulis di tengah keterbatasan yang melingkupi kita. 

Kalimat bijak itulah yang menjadi motivasi untuk segera menulis menyelesaikan resume ke 12 pada Pelatihan Belajar Menulis bersama OmJay. Sudah puluhan resume ke 12 yang dishare pada WAG gelombang 17. Tetapi jari-jemariku baru mulai merangkai aksara ditengah hawa dingin dan kelelahan yang menyelimuti. 

Bu Aam membuka kuliah online dengan ucapan "Assalamualaikum Wr.Wb.". Beliau menyapa seluruh Bapak/ibu guru hebat di seluruh tanah air. Tak lupa pula Bu Aam memperkenalkan narasumber hebat pada pertemuan ke 12 yaitu Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. Kelahiran 6 Juli 1988. Beliau juga merupakan salah satu alumni kelas belajar menulis gelombang 8. Agar lebih mengenal Bang Roma dapat berkunjung pada link berikut, https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html




Buku Digital Transformation telah diterbitkan oleh Penerbit ANDI dan menyusul Buku berjudul Flipped Classroom yang akan diterbitkan juga oleh Penerbit ANDI. Kedua buku ini adalah tulisan kolaborasi Bang Roma dengan Prof. Richardus Eko Indrajit.

Buku Guru Menulis Guru Berkarya adalah buku kumpulan resume Bang Roma dalam Pelatihan Belajar Menulis bersama OmJay di gelombang 8. Sementara Buku Tetesan Di Ujung Pena adalah buku kumpulan puisi yang beliau tulis di bulan September-Desember 2020. Kedua buku ini di terbitkan di penerbit Indie. 

Nah, dari pengalaman itulah malam hari ini Bang Roma akan berbagi ilmu dengan tema "Menulis dan Berbagi".

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia dibekali akal dan pikiran yang berguna untuk mengolah segala kemampuan yang terpendam dalam jiwa. Misalnya kemampuan menulis. Setiap orang memiliki ide dan pengalaman yang bisa dituliskan. Tinggal kita kemas kedua hal tersebut hingga menjadi tulisan yang indah.

Menulislah tanpa beban, seperti air yang mengalir dari ketinggian, di mana ia akan berhenti di tempat yang datar untuk menjadi satu kumpulan yang besar. Demikianlah kata demi kata yang kita tuliskan, sedikit demi sedikit, pada akhirnya akan terkumpul menjadi naskah yang bisa dibukukan.

Sesuai dengan pengalamannya, Bang Roma sering berbagi praktik tentang menulis kepada orang lain. Dengan tujuan memberi motivasi untuk terus menulis. Selain membagikan tulisan di blog ke grup WA sekolah dan media sosial, Bang Roma juga ikut menuliskan artikel di laman guruberbagi.kemdikbud.go.id

Ada dua artikel Bang Roma  yang sudah diterbitkan di laman tersebut. 

Bang Roma juga memotivasi kepada guru-guru terlebih kepada guru PNS yang ada di grup menulis PGRI ini, untuk mengkampanyekan naik pangkat secara bermartabat lewat karya tulis. 
Salah satunya dengan cara berikut :
  • Buku kumpulan resume dari Pelatihan Belajar Menulis bersama OmJay adalah buku yang berisi juga tentang pendidikan, yakni metode penulisan dan sebagainya, seperti yang termuat dalam Buku 4 Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru tentang Buku dalam Bidang Pendidikan. Buku dalam bidang pendidikan yang dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN, nilainya 3. Sementara buku yang dicetak oleh penerbit namun  tidak ber-ISBN nilainya 1,5.
  • Buku dengan minimal 10 cerpen juga masuk dalam kategori kompleks dengan angka kredit 4. Namun, kita juga bisa menulis buku cerpen ber-ISBN kategori sederhana sebanyak minimal 5 cerpen dengan angka kredit 2.

Terima kasih Bang Roma atas ilmu, suntikan semangat dan motivasinya. Semoga kita semua tetap semangat untuk menulis dan berbagi. Karena ilmu akan bertambah jika kita membaginya. Dan sebaliknya, ilmu itu akan berkurang jika kita menahannya. Teruslah menCoba, Lakukan, Budayakan dan Konsisten (CLBK), pantang mundur sebelum ada karya.


Salam Literasi.


Rabu, 27 Januari 2021

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie


Kesendirian dalam kesunyian terasa sangat menjenuhkan. Jarum jam kuperhatikan berputar sangat lambat. Hujan pun tak kunjung reda. Menambah kesunyian dan sedikit ketakutan dalam dada. Kebetulan malam ini aku di rumah sendirian. Anak-anak dijemput oleh neneknya, sedangkan suami ada acara di luar. Jarum jam menunjukkan pukul 19.00 WIB. Bergegas ku buka laptop untuk mengikuti pembahasan materi di kelas Belajar Menulis bersama Omjay. Rabu, 27 Januari 2021. 

Mr. Bams sang moderator keceh membuka percakapan via WAG. Menyapa para peserta gelombang 17 dengan ramah. Duet kali ini sungguh mantap. Baik narasumber maupun moderator, keduanya andal dan kompak sekali. Dimana keduanya jago ngeblog.

Narasumber malam hari ini adalah Mas R. Brian Prasetyawan, S.Pd. Kenapa saya berani memanggil Mas Brian, karena usianya selisih 4 tahun di bawah saya. Beliau masih sangat muda tetapi sudah menghasilkan 3 buku solo dan 8 buku antologi serta karya lainnya. Secara lengkap profil beliau dapat dilihat pada link berikut ini http://www.praszetyawan.com/p/profil.html

Pada pertemuan ke 11 di gelombang 17 ini akan membahas tema tentang "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie". Narasumber mengangkat tema tersebut berdasarkan pengalaman pada gelombang sebelumnya, banyak yang sudah mencapai 20 resume tetapi masih kurang percaya diri atau masih bingung untuk lanjut menerbitkan buku. 

Bapak/ibu guru hebat, seperti pada pertemuan sebelumnya yang sudah dijelaskan oleh Cakinin, penerbit ada 2, yaitu penerbit mayor dan penerbit indie. Pak Brian termasuk salah satu yang bisa membantu bapak/ibu guru hebat menerbitkan buku. Beliau memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala. 

Pak Brian sendiri sebenarnya sudah mempunyai keinginan untuk menulis buku pada tahun 2014. Akan tetapi saat itu, beliau belum memiliki banyak referensi tentang dunia penerbitan.  

Pada awal 2019 beliau tidak sengaja menemukan hashtag di instagram tentang penerbit indie. Akhirnya beliau bangkit dan melanjutkan semangatnya untuk menerbitkan buku. Usaha dan kerja kerasnya membuahkan hasil, beliau berhasil merampungkan buku pertamanya "Buku Blog Untuk Guru Era 4.0" dan diterbitkan disalah satu penerbit indie.

Bapak/ibu guru hebat, ada 4 penerbit indie yang dijelaskan oleh Pak Brian, yaitu :

  1. Kamila Press milik Cakinin
  2. Penerbit rekanan Pak Brian (Penerbit Gemala)
  3. YPTD
  4. Penerbit rekanan Bu Kanjeng

Keempat penerbit indie tersebut bisa kita jadikan acuan jika suatu saat nanti kita berkeinginan untuk menerbitkan buku. Akan tetapi, kita harus memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih mana yang cocok dengan kita. Karena keempat penerbit itu memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.

Misalnya Penerbit Gemala yang menjadi rekanan Pak Brian. Ada beberapa ketentuan khusus yang harus diperhatikan dalam Penerbit Gemala : 

  • Penerbit tidak melakukan editing terhadap naskah. Penulisan yang kurang pas atau lainnya tidak dikoreksi oleh penerbit. Karena tidak ada editing dalam penerbit Gemala , ada beberapa tips dalam mengedit naskah: 
    1. Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)
    2. Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo) 
    3. Satu paragraf jangan terlalu banyak kalimat
    4. Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan 
    5. Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya.

  • Jika ingin cetak ulang lagi, harus di penerbit Gemala dan jumlah minimal cetak yaitu 10 eksemplar. Harga per buku tergantung jumlah halaman. Misalnya 114 halaman harganya 33.000 per buku. Maka jika 10 eksemplar : 33.000 x 10 = 330.000.
  • Jumlah maksimal yang ditetapkan pada penerbit Gemala adalah 130 halaman A5. Jika lebih dari itu akan dikenakan biaya tambahan.
  • Sebelum terbit, akan diberi naskah buku PDF (dengan watermark) untuk dicek kembali.
  • Jangan memberi target. Karena naskah harus mengantri untuk diproses dan proses penerbitan paling cepat 1 bulan. 
  • Naskah harus disertai dengan kelengkapan naskah, misalnya :
    1. Cover ( judul buku dan nama penulis saja),
    2. Prakata, Prakata wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri. Kata Pengantar ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. Biasanya peserta belajar menulis minta kata pengantar ke Om Jay,
    3. Daftar isi (tanpa nomor halaman), 
    4. Profil penulis,
    5. Sinopsis. Pada sinopsis cukup 3 paragraf saja, dan masing-masing paragraf 3 kalimat.

Poster Penerbit Gemala

Bapak/ibu guru hebat, tetaplah semangat untuk menulis. Kukuhkan niat. Pupuskan kekhawatiran tentang dimana kita akan menerbitkan tulisan kita. Karena kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Naskah pasti diterbitkan dan proses penerbitan mudah dan cepat.

Jadikanlah hari-harimu lebih bermakna dengan untaian kata yang tersusun menjadi tulisan indah. Karena nyawa boleh tiada, tetapi karya akan dikenang selamanya. 


Salam Literasi.




Senin, 25 Januari 2021

Teknik Membuat Buku dari Kumpulan Resume

 


Senin, 25 Januari 2021 kembali saya mengikuti kelas Belajar Menulis bersama Omjay. Hari ini sampai juga pada pertemuan ke 10. Tidak terasa separuh perjalanan sudah saya tempuh. Alhamdulillah tarian lentik jari-jemari pada keyboard tak terasa sampai pada penyelesaian resume yang ke 10. Alhamdulillah semoga bisa terus istiqomah untuk mengusir kemalasan dalam menulis. 

Malam ini, Mr. Bams sebagai moderator keceh yang siap menemani narasumber Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. yang lincah dan super semangat menginspirasi. Narasumber kita adalah Kepala SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS (SMPS MAHIDA) yang hobi menulis meskipun dengan jadwal yang sangat padat. Beliau juga alumni Pelatihan Belajar Menulis gelombang 12 bersama Omjay.

Tema pada pertemuan malam hari ini adalah tema yang saya tunggu-tunggu. Karena dengan tema Teknik Membuat Resume Jadi Buku saya bisa tahu langkah apa yang seharusnya saya lakukan setelah saya mengumpulkan resume dari setiap pertemuan yang saya ikuti. Sebagai pemula saya masih butuh banyak informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan buku. 

Setelah mengikuti kelas malam ini, saya jadi tahu apa saja kesalahan yang sering saya lakukan. Misalnya kekeliruan saat membuat resume semua materi yang disampaikan saya copas tanpa saya edit. 





Pertemuan kali ini narasumber akan mengupas tajam bagaimana membuat resume yang baik, dan bagaimana mengumpulkan resume tersebut untuk menjadi buku.

Teknik menulis resume menjadi buku

1.     Mengumpulkan resume dalam file word

Untuk memudahkan kita menyusun naskah buku, hendaknya kita simpan file tugas resume yang akan kita posting di word terlebih dahulu.

Nah, ternyata teknik ini juga belum saya lakukan. Saya lebih sering membuat resume langsung di blog.

2.     Menentukan tema

Untuk menentukan tema, pilihlah tema yang sama untuk bisa dijadikan satu bab.

3.     Membuat TOC (TABLE OF CONTENT)/ Daftar isi

Membuat TOC (Table of Content) atau singkatnya daftar isi. Bisa dibuat berdasarkan dari kumpulan tema yang kita buat.

4.     Mulai mengembangkan TOC

Untuk memulai mengembangkan TOC, kita bahas lebih mendalam isi perbab dan selingi dengan pengalaman pribadi supaya buku terasa hidup.

5.     Review, revisi, dan edit naskah

Jika naskah sudah selesai diketik, baru dilakukan sunting ejaan berdasarkan kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Hal ini untuk meminimalisir typo atau salah ketik.

6.     Lengkapi Sinopsis buku

Sinopsis dibuat  untuk menarik  perhatian pembaca. Jika naskah sudah selasai, mintalah kata pengantar kepada Omjay. Kata sambutan kepada orang terdekat atau orang terpandang.  Jangan lupa profil penulis buku disimpan di halaman paling belakang.

7.     Kirim ke Penerbit

Jika naskah sudah final, segera kirimkan ke penerbit.


Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuat resume jadi buku

·    Buku kumpulan resume ini kita persepsikan sebagai buku true story. Jadi yang diutamakan adalah cerita pengalaman mengikuti setiap pertemuan. Kalau cerita pengalaman berarti ada kesan-kesan, pendapat pribadi terhadap materi narasumber, dihubungkan dengan pengalaman kita sendiri.

·  Ada satu bab khusus yang membahas awal suka menulis dan pandangan terhadap menulis. Contoh pandangan terhadap menulis : sebelumnya mengira menulis sulit karena mentok tidak ada ide. Setelah ikut pelatihan tercerahkan bahwa jangan nunggu ide, tapi ciptakan ide.

·  Naskah buku resume isinya bukan sekedar copas materi dari narasumber. Yang namanya resume berarti ambil poin-poin penting saja.

·       Resume di blog boleh panjang. Karena ada peserta yang menganggap hampir seluruh isi materi itu penting. Tetapi ketika akan dijadikan naskah buku, harus dibuat lebih ringkas lagi dengan lebih memilih poin-poin penting.

·       Apa saja yang diringkas?

a)  Biodata narasumber tidak usah panjang-panjang. Misalnya prestasinya banyak, ambil satu prestasi aja yang paling "Wah“

b)   Sesi tanya jawab diambil beberapa saja. Daftar pustaka dibuat jika memang ada mengutip dari buku. Kalau isinya full hanya dari narasumber saja, tidak usah.


Demikian materi yang dapat saya resume. Semoga apa yang di sampaikan oleh Bu Aam mampu menjadi motivasi bagi saya dalam menulis sehingga saya mampu menghasilkan karya agar dikenal esok hari. Terima kasih Bu Aam atas ilmunya. 


Menulislah agar hidupmu bermakna, 
menulislah agar hidupmu berwarna, 
menulislah hari ini, agar kau dikenal esok hari.

Salam Literasi.





Sabtu, 23 Januari 2021

Mental Seorang Penulis

 


Menata Mental Seorang Penulis

Tak ada kesuksesan yang diperoleh dengan berpangku tangan. Semua butuh perjuangan agar sesuatu yang didambakan dapat berada digenggaman. Terkadang kritikan pedas pun bisa dijadikan sebagai cambuk untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Banyak cara untuk menuju kesuksesan. Kesuksesan diawali dari impian, diikiuti dengan niat yang tak kunjung padam, serta mental yang kuat untuk melawan segala rintangan yang menghadang.

Alhamdulillah gelombang 17 pada Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay, Jumat, 22 Januari 2021 sudah memasuki pertemuan ke 9. Angka 9 yang menurut orang Jawa adalah angka keberuntungan. Semoga keberuntungan selalu berpihak kepada semua peserta pada gelombang 17 ini, sehingga kami semua dapat menghasilkan karya seperti narasumber kita yang masih muda tetapi dengan prestasi yang luar biasa. Beliau adalah Ibu Ditta Widya Utami. Salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat.

Narasumber hebat malam hari ini didampingi oleh moderator Pak Cip mengangkat tema "Mental Seorang Penulis". Tema yang sangat penting untuk menantang diri sendiri agar kita cukup memiliki mental untuk mewujudkan harapan kita menjadi seorang penulis yang andal.

Untuk menambah pengalaman dan suntikan motivasi tidak ada salahnya jika kita berkunjung ke beberapa link yang telah disediakan oleh narasumber kita malam ini. 


Dalam paparan materi malam ini Ibu Ditta selain menyampaikan materi melalui WAG, beliau juga memberi penjelasan lewat youtube di https://youtu.be/UkRDLmA4dUY


Bapak/Ibu guru hebat, untuk menjadi seorang penulis andal, selain mengetahui teknik menulis, penting bagi kita untuk memiliki mental yang kuat dan sehat. Mental yang dimaksud adalah sebuah cara berpikir untuk dapat belajar dan merespons suatu hal. Sebagaimana yang dilakukan para penulis hebat dalam menghadapi setiap tantangan.


Dari pengalaman Ibu Ditta, jika ingin menjadi penulis yang andal, ada beberapa mental yang harus disiapkan.

1.    Siap Konsisten

Sebagai pemula hendaknya selalu berbekal kutipan dari Omjay "Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." 

Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah tindakan nyata dan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa pun yang menghadang, kita akan tahu tindakan apa yang seharusnya kita lakukan.

2.    Siap Dikritik

Saat kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dsb, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik". Komentar baik ataupun tajam dari publik harus siap kita terima. Karena dengan adanya masukan/kritik dari berbagai pihak, kita bisa mengetahui kekurangan dalam tulisan kita. Bukan hanya dari kacamata sendiri, tapi juga dari kacamata pembaca.

3.    Siap Belajar

Jika sudah senang dan konsisten menulis, sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sungguh kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh.

Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam belajar :

a.    Melakukan Riset

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.

b.   Tambah Bacaan

Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.

4.    Siap Ditolak

Mental berikutnya yang perlu kita sadari adalah siap ditolak oleh media maupun penerbit, dll. Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Atau cari alternatif lain. Misal dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.

5.    Siap Menjadi "Unik"

Mental yang perlu kita tanamkan untuk menjadi penulis adalah just be yourself. Jadilah diri sendiri. Jadilah unik.  Maksudnya dalam menulis tidak perlu terlalu ikut-ikutan seperti orang kebanyakan. Tulis saja apa yang paling kita sukai. Yang paling sesuai dengan diri kita.


Fokuslah dengan apa yang kita sukai. Insya Allah kita akan menghasilkan karya-karya unik di sana. Teruslah menulis dengan tujuan untuk mengabadikan setiap momen yang kita alami dan untuk berbagi kepada orang lain. Hilangkan rasa malas, takut, ragu dan malu. Karena kesuksesan adalah milik orang-orang yang mau belajar dan mencoba. 

Salam Literasi.




Kamis, 21 Januari 2021

Tips Menulis dan Menerbitkan Buku ke Penerbit

 


Tips Menulis dan Menerbitkan Buku ke Penerbit

Begitu bersemangatnya Bapak/Ibu guru hebat peserta Pelatihan Belajar Menulis pada gelombang 17 melihat postingan poster yang dikirim oleh Pak Brian Prasetyawan lewat grup WA. Mereka begitu antusias menunggu pertemuan ke 8 dimulai dan bersiap untuk mengikuti pemaparan materi dari narasumber hingga purnanya acara kuliah online Rabu, 20 Januari 2021.

Kembali moderator yang bersahaja membuka acara dengan penuh kelembutan, Bapak Sucipto Ardi atau lebih akrab dengan sapaan Pak Cip mendampingi narasumber yang hebat seorang guru di SMP I Kedungpring Lamongan.

Bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd. Lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Subhanalloh meskipun usia Cak Inin (Panggilan akrab Bapak Mukminin) sudah tidak muda lagi, tetapi semangat membaca, menulis dan berkarya tak kunjung padam. Bahkan karyanya sudah banyak dinikmati oleh orang banyak. Baik buku solo maupun buku antologi. Beliau juga merupakan pemilik penerbit Kamila Press.

Karya Cak Inin

Tema malam hari ini sangat menggoda sekali, terutama bagi mereka yang memang sudah berniat menerbitkan buku. “Tips Menulis dan Menerbitkan Buku ke Penerbit”.
Cak Inin banyak memberikan tips dalam menulis dan menerbitkan buku baik pada pemaparan materi perkuliahan maupun dalam menjawab pertanyaan peserta.


Bagi penulis pemula, untuk menerbitkan buku diperlukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Keberanian dan tekad yang kuat untuk mempublikasikan tulisan dengan harapan berbagi pengalaman.
  2. Berpola pikir bahwa menulis itu mudah. Jangan berkata menulis itu sulit. 
  3. Kenali potensi diri. 
  4. Banyak membaca buku wawasan. 

Bapak/Ibu guru hebat, karena kita memiliki kesibukan yang beragam, sibuk dengan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah, maka kita harus pandai membagi waktu. 

Beberapa tips dari Cak Inin dalam mengatur waktu dalam menulis, diantaranya :
  • Jika mengalami kejadian atau peristiwa segera ambil gambar dengan hp, segera tulislah pokok-pokoknya yang mencakup 5W + 1H,  atau langsung berbicara dan direkam menggunakan hp. 
  • Tentukan waktu yang tepat untuk menulis.
  • Tampilkan tulisan dengan ciri khas gaya sendiri.
  • Jangan membatasi jumlah halaman, mengalir saja, tulislah sebanyak-banyaknya. Jangan menulis sambil mengedit. Tulis saja sampai selesai baru diedit sampai benar-benar bagus sesuai dengan EYD / EBBI.
  • Mempelajari bagaimana buku itu diterbitkan, cara membuat cover, judul yang menarik, dan tujuan  penerbit yang kita inginkan. 
  • Siapkan kata pengantar
  • Daftar Pustaka
  • Biodata penulis
  • Sinopsis untuk cover buku bagian belakang yang berisi inti dari isi buku kita,  kelebihan buku kita dan untuk promosi
  • Jika semua sudah selesai, jadikan 1 file kirim ke penerbit lewat email ataupun WA.

Bapak/Ibu guru yang hebat, perlu diketahui untuk menerbitkan buku kita harus faham terlebih dahulu tentang penerbit apa yang akan kita pilih. Jangan sampai salah memilih penerbit. 
Penerbit buku ada macam :
  1. Penerbit Mayor 
  2. Penerbit Indie. 

Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 


1.  Jumlah cetakan

Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup, dll.

2.  Pemilihan naskah yang diterbitkan

Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

Penerbit mayor : Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

Penerbit indie : Kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

Penerbit indie :

Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

Penerbit mayor : 

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

Penerbit indie : 

Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll.

6. Biaya penerbitan

Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.



Bapak/Ibu guru hebat, yang sangat berkesan bagi saya adalah pesan Cak Inin diakhir materi,

* Menulis itu mudah,  ayo terus menulis 

* Tiada kata terlambat untuk menulis, tulislah segera apa yang  Anda suka, Anda dengar, Anda lihat, Anda baca dan Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin 2020) 

* Torehkan penamu dari hikmah jejak  kakimu, siapa tahu itu jadi penolongmu ( Cak Inin 2020) 

* Kalau kamu ingin panjang umurmu, maka Menulislah ( Cak Inin 2020) 


Narasumber yang dihadirkan dalam Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay sungguh sangat menginspirasi. Berbagai pengalaman dari narasumber yang memiliki banyak karya ditampilkan. Hal itu dapat menyuntikkan semangat kita khususnya dalam membaca dan menulis sekaligus dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih kepada Bapak Mukminin atas segala ilmunya, semoga kami peserta pelatihan gelombang 17, khususnya saya pribadi bisa mengikuti jejak Cak Inin hingga mampu memiliki karya sendiri yang dapat bermanfaat untuk orang lain.


Salam literasi. 



Selasa, 19 Januari 2021

Trik Produktif Menulis Buku

         


Trik Produktif Menulis Buku

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Salam sehat dan semangat

Alhamdulillah senang sekali malam hari ini kita masih dapat berjumpa kembali dalam Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay dengan didampingi moderator yang cantik nan setia Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd.

Malam ini Senin, 18 Januari 2021 merupakan pertemuan ketujuh pada gelombang 17 yang akan mengupas tuntas tema Produktif Menulis Buku dengan narasumber yang masih muda belia tetapi prestasinya sangat luar biasa. Beliau adalah Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. 

Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd ini lahir di Kudus, 12 Juni 1989. Pernah mengambil kuliah program sarjana di Univeritas Negeri Semarang yang kemudian dilanjutkan program magister pendidikan di Universitas Negeri Semarang juga. Saat ini Bu Nora bekerja sebagai pengajar di SMP Negeri 8 Semarang.

Selain mengajar, beliau juga sebagai penulis. Segudang prestasi yang pernah diraih adalah :

  1. Juara Harapan I lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang
  2. Program pendanaan Dinas Provinsi Jawa Tengah pada program fasilitasi karya ilmiah tingkat Provinsi Jawa Tengah
  3. Program pendanaan LPPM pada usulan program pengabdian masyarakat
  4. Program pendanaan DIKTI pada program kreativitas mahasiswa tingkat nasional
  5. Pendanaan program Student Grand Hibah I'm Here DIKTI
  6. Pembimbing yang mengantarkan tim menjadi juara I lomba karya tulis ilmiah SMA tingkat Jawa tengah. 

Di usia yang masih muda belia, Bu Nora berhasil membuat 8 buku dalam waktu yang singkat. 

Karya pertama bersama Prof. Richardus Eko Indrajit

Karya kedua merupakan naskah antologi bersama gelombang 8 berjudul Kisah Inspiratif Sang Guru


Karya ketiga, antologi dengan para peserta di beberapa gelombang. 

Karya keempat merupakan buku hasil resume menulis di pelatihan

Karya kelima, kolaborasi dengan Prof. Richardus Eko Indrajit

Karya keenam

Karya ketujuh, antologi dengan 3 siswi 

Karya kedelapan, kompilasi dengan para penulis di YPTD, penerbit asuhan Bapak Thamrin Dahlan

Bapak/Ibu guru hebat, beberapa trik yang dapat digunakan jika ingin memiliki beberapa karya dalam waktu singkat, diantaranya :

1.    Mengikuti program menulis antologi atau kolaborasi.

Jika belum percaya diri untuk menulis solo, dapat mengikuti beberapa program menulis antologi ataupun kolaborasi dengan beberapa penulis.


2.   Menulis setiap hari di blog.

Materi dari setiap pertemuan kuliah online dapat kita resume ditulis satu persatu di blog pribadi ataupun tulisan lain dengan tema yang sama dikumpulkan menjadi satu, untuk kemudian dibuatlah menjadi buku.


3.   Menulis di media sosial.


4.   Menulis buku harian.


5.   Ajak siswa untuk menulis.

    Karya dapat dibuat berupa tugas siswa, misal siswa diberikan tugas untuk menulis puisi, cerpen atau pantun dengan tema tertentu. Lalu bukukan karya tersebut.


Bagaimana cara penulisan buku? 

Berikut langkah-langkahnya : 


1.       Tentukan tema buku yang akan ditulis


2.       Buatlah outline / TOC/ daftar isi



Ada beberapa alasan pentingnya pembuatan daftar isi :

  • Daftar isi merupakan kerangka pikiran kita dalam menuangkan setiap ide dalam buku yang akan kita tulis.
  • Membantu menjabarkan tiap bab dan sub bab dalam buku.
  • Kita dapat mengetahui awal dan akhir dari buku kita melalui daftar isi ini.
  • Membantu kita dalam mencari referensi / pustaka yang kita butuhkan.
  • Agar tulisan dalam buku kita lebih terfokus dan tidak sampai keluar bahasan / topik.
  • Dan yang paling penting, adanya daftar isi ini akan membantu kita untuk menjadwalkan kapan buku kita harus selesai. Dengan kata lain target waktu selesainya buku.


Cara membuat daftar isi untuk naskah non fiksi :


1)   Ikuti pedoman 2W+ 1H

Bab awal merupakan bab yang menjawab WHY, artinya mengapa. Dalam hal ini bab awal dapat berupa mengapa, pentingnya, dan alasannya.


2) Bab selanjutnya menjawab WHAT (apa). Artinya bab tersebut menjelaskan pengertian, jenis, atau mungkin ciri khusus dari apa yang akan kita tulis di buku kita.


3) Bab berikutnya yang biasanya merupakan bab akhir, biasanya menjawab HOW (bagaimana). Nah, untuk menjawab HOW ini, dapat dibuat lebih dari 1 bab karena How meliputi tahap pembuatan, pelaksanaan, penerapan, hasil dan kelebihan serta kekurangan.

 


Cara membuat daftar isi untuk naskah fiksi, seperti novel :

 

1)   Tentukan prolog.

Biasanya pengenalan tokoh, setting cerita, awal cerita. Biasanya di prolog ini belum ada konflik, alur juga belum terlalu terlihat karena masih merupakan bagian awal dari cerita


2)  Tentukan konflik cerita, biasanya di bab 2 pertengahan sudah mulai muncul apa yang menjadikan konflik atau permasalahan dari cerita itu. Ini merupakan bab inti karena di dalamnya ada hikmah yang dapat diambil dari pembaca


3) Tentukan klimaks dari konflik. Ini biasanya masih ada di bab pertengahan yang merupakan puncak dari konflik yang terjadi.


4)  Tentukan solusi dari konflik yang ada.

Ini merupakan bagian bab sebelum akhir bab. Biasanya penulis menyajikan solusi permasalahan dari konflik yang terjadi, jalan keluar, adanya hikmah dan pesan kepada pembaca


5) Tentukan epilog yang merupakan akhir dari cerita dan tentunya merupakan bab penutup dari cerita di naskah fiksi.

Akhir cerita boleh happy ending atau sad ending tergantung dari si penulis.


 

3.       Tentukan jadwal sesuai dengan outline yang kita buat

         

4.       Mulailah menulis sesuai dengan outline yang kita buat

            

5.       Lakukan revisi dengan swa editing atau dengan bantuan

        

6.       Terakhir kirim naskah ke penerbit

 


Sebagai penutup Bu Nora memberikan kenang-kenangan buku karyanya kepada beberapa peserta yang beruntung malam ini. Tak lupa Bu Nora memberikan motivasi kepada kami “Buatlah karya yang dikenang sepanjang masa agar kehidupan menjadi lebih bermakna dan bermanfaat untuk sesama”.

Terima kasih Bu Nora, semoga segala ilmu yang Bu Nora sampaikan malam ini dapat menambah semangat dan meyakinkan diri saya khususnya dan peserta gelombang 17 pada umumnya, untuk tetap berkarya dan senantiasa mengembangkan potensi diri melalui menulis.

Salam literasi.

 

 

 

 
























Mendisiplinkan Diri dalam Menulis

  Manusia diciptakan dengan menyandang predikat sebagai makhluk yang paling sempurna. Tetapi kesempurnaan yang kita bawa tidak lekas membawa...