Selasa, 09 Maret 2021

Mendisiplinkan Diri dalam Menulis

 

Manusia diciptakan dengan menyandang predikat sebagai makhluk yang paling sempurna. Tetapi kesempurnaan yang kita bawa tidak lekas membawa kehidupan yang indah sesuai harapan jika tidak diimbangi dengan usaha dan pengelolaan hidup yang terarah.

Malam hari ini Pelatihan Belajar menulis Bersama Omjay menghadirkan narasumber hebat Ibu Tini Sumartini dengan mengangkat tema Mendisiplinkan Diri dalam Menulis. Kembali Mr. Bams dengan ramah dan setia mendampingi narasumber dan peserta gelombang 17 hingga selesainya acara.

Untuk menjadikan kehidupan yang terarah kunci utamanya adalah disiplin. Disiplin dalam segala hal. Dimulai dari hal yang paling sederhana sekalipun. Penanaman sikap disiplin juga perlu dimulai sedini mungkin. Jika sejak kecil sudah terbiasa dengan sikap disiplin bisa dipastikan segala yang menjadi harapan akan dapat diperoleh dengan cara lebih mudah.

Sama halnya dengan menulis. Untuk mencapai harapan bisa menyusun karya tulis yang baik dalam bentuk buku atau yang lainnya perlu ditanamkan kedisiplinan dan konsistensi dalam menulis.
Upaya mendisiplinkan diri untuk konsisten menulis dapat dilakukan dengan hal-hal berikut, diantaranya :

1. Mulailah bergabung dengan komunitas tulis-menulis.

Hal ini bertujuan untuk menjaga rutinitas menulis. Karena dalam suatu komunitas pasti ada tantangan-tantangan menulis yang harus diikuti anggotanya. Selain itu kita bisa mendapatkan banyak ilmu tentang menulis, sehingga kita bisa terus mengembangkan diri.

2. Luangkan waktu untuk menulis, dan bukan hanya menulis di waktu luang.

Jangan mencari waktu luang, tetapi ciptakan waktu luang. Waktu dapat kita atur sesuai keinginan kita. Bisa sebelum tidur atau sesudah bangun di pagi hari.

3. Tetapkan target.

Target adalah trik paling jitu untuk membunuh rasa malas.

4. Perbanyak membaca.

Banyak manfaat yang didapat dari membaca, misalnya :
  • Menambah pengetahuan untuk referensi, sebagai bahan untuk tulisan kita.
  • Menambah kosa kata. Dengan banyak membaca, perbendaharaan kosa kata semakin bertambah. Sehingga kita bisa menentukan diksi yang lebih beragam ketika menulis.
  • Memunculkan ide untuk menulis
5. Sering melakukan blog walking.

Selain menambah wawasan pengetahuan dari hasil publikasi teman kita, berkunjung ke blog juga bisa menjalin silaturahmi dengan sesama bloger.


Demikian materi yang bisa saya simpulkan dari pertemuan malam ini. semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca yang budiman.


Salam Literasi.

Rabu, 03 Maret 2021

4 Kunci Menjadi Guru Inovatif


Alhamdulillah setelah beberapa hari absen tidak menorehkan tulisan di blog, hari ini saya bisa kembali menulis. Seperti biasa, blog saya isi dengan resume Pelatihan Belajar Menulis Bersama Omjay dan PGRI.

Malam ini grup belajar menulis kedatangan narasumber hebat. Beliau adalah Bapak Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd. Guru IPA di SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY. Meskipun narasumber mengampu IPA, tetapi beliau juga jago IT. Mr. Bams kembali menemani narasumber dan peserta kelas menulis yang luar biasa hingga purnanya acara.

Setiap guru pasti mendambakan dapat menjadi sosok guru yang serba bisa. Menguasai segala hal yang dapat mendukung tugas pokoknya. Tetapi yang menjadi kendala adalah tingkat kemampuan masing-masing individu yang tidak sama. Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Jadi kita tidak bisa menyamaratakan setiap tanggung jawab yang dilimpahkan dengan hasil yang sama pula.

Setiap permasalah yang muncul akan menjadi pemicu bagi kita semua untuk bisa memecahkannya. Salah satunya adalah dengan melakukan inovasi. Setiap orang bisa melakukan inovasi sesuai dengan masalah yang dihadapi di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melalukan sebuah inovasi maka ilmu dasar yang bisa kita gunakan adalah ilmu yang kita peroleh dari kecil hingga dewasa. Oleh sebab itu ilmu sangat penting bagi kita semua untuk bisa melalukan inovasi.

Untuk menjadi seorang yang inovator kuncinya adalah sebagai berikut :
1. Belajar

Belajar bisa kita dapatkan dari semua yang ada di dunia ini, dari ayah bunda yang menanamkan pendidikan sejak kecil maupun belajar dari teman, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Semua itu akan mengajarkan pada kita untuk bisa saling berbagi dan saling menghargai.

2. Berkolaborasi

Kolaborasi penting sekali untuk mempercepat suatu proses inovasi. Dengan kolaborasi dengan rekan sejawat, guru-guru inovator yang lainnya apalagi dalam kumpulan teman-teman penulis sebuah karya akan bisa diselesaikan dengan lebih cepat daripada diselesaikan sendiri. Dengan kolaborasi kita bisa saling mengingatkan, saling membantu di kala ada masalah, saling berbagi ide pemecahan masalah, saling menguatkan di kala susah, dan tentu saja saling menginspirasi untuk berinovasi.

3. Berbagi

Setelah belajar dan berkolaborasi penting sekali untuk bisa saling berbagi. Dengan berbagi ilmu pengetahuan, hasil inovasi yang sudah kita lakukan akan bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Dengan kata lain berbagi dengan orang lain, akan memunculkan produk-produk baru bagi kita semua karena kita akan mendapat masukan dari orang lain yang bisa memperbaiki kualitas dari hasil inovasi yang kita lakukan. Bisa juga ada kritikan yang tentu ini akan memunculkan sebuah masalah yang bisa kita pikirkan untuk menjadi inovasi berikutnya.

4. Menginspirasi

Setelah belajar, berkolaborasi, dan berbagi maka menginspirasi adalah satu kata multi makna. Jika tataran kita sudah bisa menjadi "menginspirasi" itu artinya adalah kita mendapatkan surga di dunia. Tebarkan manfaat dari segala kegiatan yang kita lakukan untuk lingkungan kerja kita dan juga siswa kita. Banyak belajar dari orang-orang hebat dan teman sejawat dilingkungan sekitar.

Berlomba-lombalah menjadi inovator-inovator yang bisa menginspirasi di tempat kita berada. Karena sesungguhnya semua orang adalah inovator, untuk bisa diakui oleh orang lain bagilah inovasi kita kepada orang lain. Dari yang sederhana, sampai yang komplek, dari hanya bermanfaat bagi diri sendiri hingga bisa dimanfaatkan oleh orang lain.



Sosok yang inovasi dan inspirasi akan senantiasa berpikir dapat bermanfaat bagi orang lain. Dimana inspirasi dan inovasi itu ada irisan artinya bahwa inovasi yang dilakukan itu bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Dari inovasi dan inspirasi ini muncullah obsesi (mimpi besar) Kumpulan mimpi besar yang belum tentu ada hari ini bisa diwujudkan mungkin saat yang akan datang. (Suhendra, M.Ed, Ph.D(UPI))


Demikian paparan materi dari Bapak Sigit, semoga kita dapat mengikuti jejak beliau untuk menjadi guru yang memiliki banyak inovasi.



Salam literasi.






 

Rabu, 17 Februari 2021

Komitmen Menulis dan Berkarya Melalui Blog


Sebenarnya istilah blog sudah sering saya dengar, tetapi sekedar melintas tidak pernah saya gunakan. Ketika ada informasi dari Omjay untuk membuat blog jika ingin mengikuti Pelatihan Belajar Menulis, barulah saya mengumpulkan informasi tentang blog. Hingga akhirnya pada Oktober 2020 saya memutuskan untuk membuat blog. Aglonema Dut Anja dan Janda Bolong itulah gambar pertama yang saya publikasikan di blog saya BundaGisya.blogspot.com.

Malam ini Rabu, 17 Februari 2021 adalah pertemuan ke-20 pada gelombang 17 dengan tema Komitmen Menulis dan Berkarya Melalui Blog yang Menggoda. Alhamdulillah saya bisa mengikuti kegiatan kuliah online sampai pertemuan ke-20. Ya, 20 resume adalah batas minimal yang ditentukan oleh panitia agar bisa disusun menjadi buku.

Omjay kembali memberikan kepercayaan kepada Mr. Bams menjadi moderator yang akan mendampingi narasumber hebat yaitu Bapak Dedi Dwitagama seorang guru Matematika di SMKN 50 Jakarta. Untuk mengenal lebih detail dengan Pak Dedi, kita bisa mengunjungi link https://www.google.com/searchsafe=strict&sxsrf=ALeKk0168_kkb3NVRN6Z5aea9LFfSYaXOA%3A1613562649261&source=hp&ei=GQMtYOS2DfrVz7sP5baNoAM&iflsig=AINFCbYAAAAAYC0RKVlxrVg2ScBdgLXMsPXFfYH8neSs&q=DEDI+DWITAGAMA&oq=DEDI+DWITAGAMA&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBAgjECcyBQguEMsBMgUIABDLATICCC4yBQgAEMsBMgUIABDLATIFCAAQywEyBQgAEMsBMgUIABDLATIFCAAQywE6CAgAELEDEIMBOgIIADoLCC4QsQMQxwEQrwE6BQgAELEDOgUILhCxAzoICC4QsQMQgwE6BwgAEAoQywE6BwguEAoQywFQoBFYmyxgxi1oAHAAeACAAeIHiAGxJpIBBTUtMi40mAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=gwswiz&ved=0ahUKEwikp56k7fDuAhX66nMBHWVbAzQQ4dUDCAg&uact=5


Atau jika kita ingin mendengar suara Pak Dedi, bisa kepoin PODCAST Pak Dedi disini https://open.spotify.com/show/682AwWJf6kp1X8GfdJumED


Blog ditemukan oleh Evan Williams pada tahun 2003. Evan Williams lahir di Nebraska, 31 Maret 1972. Pengertian blog secara sederhana adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini sering kali dimuat dalam urutan isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama, meskipun tidak selamanya demikian.

Pak Dedi mengelola blog sejak 2005 di blogger.com. http://dwitagama.blogspot.com/ adalah blog pertama beliau. Tahun 2007 muncul wordpress.com dan Pak Dedi berpindah ke wordpres. Ini blognya https://dedidwitagama.wordpress.com/. Kemudian sejak 2008 beliau juga ngeblog di kompasiana, platform buatan kompas gramedia di https://www.kompasiana.com/dwitagama

Manfaat blog diantaranya :
  • Membagikan informasi kepada siapapun.
  • Digunakan sebagai media pembelajaran. Siapkan bahan yang berupa materi pembelajaran dalam bentuk apa saja lalu masukkan bahan itu di blog dan berikan kepada murid atau teman sejawat yang memerlukannya.
  • Mendokumentasikan foto.
  • Sebagai jurnal pribadi. Blog itu seperti jurnal pribadi yang berisi dokumentasi pribadi untuk dibaca orang sedunia dan bisa dikomentari pembaca sedunia. Misalnya jika di website lembaga / perusahaan atau institusi tulisan seseorang tidak bisa dimuat karena tidak sesuai dengan visi lembaga, tetapi penulis bisa mempublikasikan di blog pribadi.

Ada beberapa komitmen dalam menulis dan berkarya melalui blog. Misalnya :

1. Tuliskan banyak hal yang dibutuhkan banyak orang dan bermanfaat.

Blog yang baik itu sangat relatif, sama dengan fenomena instagram dan tiktok, baik dan tidak baik batasnya bias, soal mana yang lebih diminati itu juga tak ada pedoman. Blog yang ramai pengunjungnya adalah blog yang banyak menjawab kebutuhan pengguna internet. Apapun yang kita tulis, tulis saja dan terbitkan. Jika terasa ada yang kurang bagus kita bisa mengedit. Kalau masih merasa tidak bagus postingan bisa dihapus, tetapi harus hati-hati dengan UU ITE.

2. Bagaimana jika kehabisan ide saat membuat tulisan di blog?

Lakukan Blogwalking atau berkunjung ke blog teman-teman atau siapa saja. Membaca apa saja, lalu menemukan ide dan ditulis dengan bahasa sendiri kemudian dilengkapi dengan gambar ilustrasi, pendukung.

3. Menjaga konsistensi dan komitmen ngeblog.

Hal yang paling berat dalam mengelola blog adalah konsistensi, dan komitmen blogging. Banyak orang yang punya blog sekian tahun yang lalu, tetapi kemudian terbengkalai tak lagi diisi hingga lupa passwordnya dan akibatnya membuat blog baru lagi, tetapi mangkrak lagi tak berkelanjutan.


Demikian pemaparan materi dari Bapak Dedi Dwitagama, semoga blog yang kita buat bisa bermanfaat untuk orang lain. Blog kita tinggalkan untuk anak cucu kita dan generasi penerus. Selamat berjuang menjadi pribadi yang punya arti, atau kita tak menjadi apa-apa hingga tak bisa apa-apa.



Gajah mati meninggalkan gading, kita mati meninggalkan posting. Menulislah untuk meninggalkan jejak yang baik untuk dikenang sepanjang zaman.




Salam Literasi.

Kiat Menulis Buku Dalam Satu Minggu


Menulis buku dalam seminggu sepertinya menjadi hal yang mustahil bagi penulis pemula seperti saya. Karena untuk membuat satu resume saja butuh waktu berjam-jam untuk mengotak-atik kata hingga tersusun menjadi kalimat yang enak dibaca. Itu saja terkadang masih belum mantap dan percaya diri untuk mempublikasikannya.

Malam ini merupakan pertemuan ke-19 Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay pada gelombang 17. Tidak terasa selangkah lagi saya akan menyusun resume hasil pelatihan menjadi sebuah buku solo. Semoga saya bisa menyelesaikan tantangan tersebut sampai terwujud satu buku solo sesuai dengan harapan.

Pertemuan kali ini terasa sangat spesial karena Prof. Richardus Eko Indrajit hadir sebagai narasumber pada Senin, 15 Februari 2021 dengan mengangkat tema Kiat Menulis Buku Dalam Seminggu . Moderator geulis Teh Aam Nurhasanah, S.Pd selalu siap dan setia mendampingi hingga purnanya acara.

Prof. Richardus Eko Indrajit lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Prof. Eko adalah seorang akademisi dan pakar teknologi informatika dari Indonesia. Selain dikenal sebagai pakar teknologi, Prof. Eko merupakan seorang pendidik, narasumber berbagai seminar, loka karya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri. Untuk mengenal lebih dalam tentang Prof. Eko, kita dapat berkunjung ke link https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit.

Bagi Prof. Eko menulis adalah hal yang sangat mudah. Menulis dapat dimulai dengan menuliskan hal-hal paling mudah yang pernah kita alami. Menurut Prof. Eko, ada beberapa tips untuk menakhlukkan tantangan menulis dalam seminggu, diantaranya :

Pertama
Mengubah berkomunikasi via oral (mulut) ke dalam via tulisan. Itu adalah salah satu hal yang paling sederhana untuk menulis.

Kedua :
Pilihlah satu topik yang sangat disukai dan dikuasai. Namun jangan ceritakan pengalaman tersebut ke orang lain via obrolan (mulut/verbal), tetapi lakukan dengan cara menuliskan apa yang ingin diomongkan via tulisan.

Ketiga :
Menulis satu halaman per hari. Jika menulis sudah menjadi kebiasaan, kita naikkan porsinya menjadi 2-5 halaman per hari.

Keempat :
Luangkan waktu untuk menulis. Kita harus siap berkomitmen untuk meluangkan waktu paling tidak 2 jam sehari untuk tidak diganggu siapapun. Karena untuk penulis pemula, ketenangan sangatlah dibutuhkan.

Kelima :
Ubahlah tujuan menulis yang awalnya untuk publikasi menjadi suatu hal yang dapat menyenangkan hati. Karena kebahagiaan sangat penting untuk meningkatkan imunitas tubuh terutama saat pandemi.

Keenam :
Fokuskan pada orang yang menyukai dan memuji tulisan kita. Tidak perlu menghiraukan mereka yang mencemooh atau menghina kita.

Ketujuh :
Carilah referensi sebanyak mungkin, baru kemudian kita mulai menulis sampai tuntas. Sumber atau referensi merupakan pendukung ide atau gagasan yang kita tulis. 

Demikian uraian materi dari Prof. Eko tentang Kiat Menulis Buku Dalam Satu Minggu. Semoga yang beliau sampaikan bermanfaat untuk kita semua. Meskipun saya belum mampu untuk menerima tantangan menulis dalam satu minggu, setidaknya memperoleh pelajaran berharga untuk meneladani semangat dan perjuangan Prof. Eko.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama. Artinya bahwa dari dulu nenek moyang kita ingin agar kita menulis, karena hanya dengan menulis maka kita dapat hidup seribu tahun lagi. 


Menulis adalah doa, menulis adalah cinta, menulis adalah karya, menulis adalah jiwa, menulis adalah manusia.



Salam Literasi.

Minggu, 14 Februari 2021

Menulis Buku yang Diterima Penerbit


Setiap orang mempunyai keterampilan menulis. Yang membedakan adalah cara untuk mengasah keterampilan tersebut. Saat ini saya mencoba mengasah keterampilan menulis dengan rutin membuat resume dari setiap Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay. Mungkin jika dilihat dari grafik anak tangga terkait dengan tulis menulis, saya baru berada di posisi i will do it. Karena saya pemula tanpa berbekal kebiasaan menulis seperti peserta yang lainnya. Ya, saya akan menata hati untuk menulis.

Malam ini adalah pertemuan ke-18 di kelas belajar menulis bersama Omjay pada gelombang 17. Mr. Bams kembali bertugas sebagai moderator mendampingi narasumber yang luar biasa dari penerbit Andi yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni dengan mengangkat tema “Menulis Buku yang Diterima Penerbit”.

Kuliah pada malam hari ini berbeda dari biasanya. Karena narasumber malam hari ini lebih mengoptimalkan penyampaian materi via voice note. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan copy paste materi dalam pembuatan resume.

Dalam penjelasannya, Pak Joko menguraikan jika industri penerbitan berkaitan erat dengan stakeholder yang ada. Diantaranya penulis, pabrik kertas, editor, toko buku, dan sebagainya.
Ekosistem penerbitan juga sudah disederhanakan meliputi 4 komponen :
  1. Penerbit
  2. Penyalur
  3. Pembaca (target pasar)
  4. Penulis
Ditingkat asia tenggara literasi di Indonesia menduduki peringkat nomor 3 dari bawah, sehingga bisa dikatakan bahwa literasi di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penghambat pertumbuhan industri penerbitan/literasi diantaranya :
  • Minat baca (budaya baca, kurangnya bahan bacaan, kualitas bacaan)
  • Minat tulis (budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan, anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan)
  • Apresiasi hak cipta (pembajakan, duplikasi non legal, perangkat hukum).
Dalam menerbitkan naskah menjadi buku, kita harus selektif dalam memilih penerbit. Penerbit yang baik memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :
  1. Memiliki visi dan misi yang jelas
  2. Memiliki bussines core lini produk tertentu
  3. Pengalaman penerbit
  4. Jaringan pemasaran
  5. Memiliki percetakan sendiri
  6. Keberanian mencetak jumlah eksemplar
  7. Kejujuran dalam pembayaran royalti.
Lalu apa yang diperoleh oleh penulis yang sudah berhasil menerbitkan bukunya secara profesional pada penerbit yang profesional?
  • Kepuasan batin
  • Reputasi akan naik
  • Karir akan berkembang dengan baik
  • Peningkatan finansial/royalti.
Pak Joko juga menjelaskan kategori penulis dibedakan menjadi 4 :
  1. Penulis berfikir idealis

  2. Penulis berfikir industrialis

  3. Penulis berfikir idealis-industrialis

  4. Penulis berfikir tidak idealis-tidak industrialis.

Ada beberapa cara mengirimkan naskah ke penerbit :
  • Cetak naskah lengkap
  • Sertakan biodata diri
  • Sertakan deskripsi segmen pasar yang ingin diraih
  • Masukkan amplop dan kirimkan ke penerbit
  • Tunggu pemberitahuan apakah naskah diterima/ditolak.

Kesuksesan penulis dalam menulis sebuah buku terletak pada level materi dan target pasar. Sebagai pemula, agar naskah kita diterima oleh penerbit carilah tema yang menarik/populer yang hangat dibicarakan meskipun penulis tidak populer. Penerbit memanfaatkan google trends untuk mengecek apakah tema yang kita ajukan populer atau tidak. Karena naskah yang diminati oleh penerbit adalah naskah yang selalu diminati oleh pembaca dan selalu menjadi topik pembahasan.

Demikian pemaparan materi dari Bapak Joko Irawan Mumpuni, semoga dapat menggugah semangat kita untuk segera menulis dan menerbitkan buku. Tidak hanya berangan-angan tanpa langkah berkelanjutan. Tetapi segera merealisasikan dengan wujud nyata sebuah karya.




 

 Salam Literasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 11 Februari 2021

Strategi Menembus Penerbit Mayor


Setiap penulis pasti mempunyai mimpi untuk menerbitkan tulisannya. Tulisan yang dikemas cantik menjadi sebuah buku yang dapat bermanfaat untuk sesama. Apalagi jika tulisan tersebut dapat diterima oleh penerbit mayor, pasti hal itu sangat menggembirakan.

Sama halnya seperti saya, yang rasanya ingin mempunyai rekam jejak digital yang membanggakan bagi diri sendiri maupun orang disekitar, melalui sebuah karya tulis berbentuk buku. Berharap semua resume yang dikumpulkan disulap menjadi buku yang bermanfaat. Namun kekhawatiran yang sering saya pikirkan adalah tentang kualitas tulisan. Apakah tulisan saya nantinya bisa dinikmati orang lain atau sebaliknya. Sehingga saya belum berani untuk menerbitkan tulisan. Melainkan hanya mendokumentasikan karya melalui blog atau sekedar menyimpan pada file pribadi.

Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay malam ini membahas tentang tema “Menembus Tulisan di Penerbit Mayor”. Bersama moderator keren Bapak Sucipto Ardi yang akan mendampingi kuliah online Rabu, 10 Februari 2021, dengan narasumber hebat Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbit Andi.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang penerbit Mayor, Pak Edi terlebih dahulu memberi ulasan tentang definisi penerbit menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, sebagai berikut :

  1. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan buku.
  2. Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan buku.
  3. Penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
  4. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar.
  5. Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.
  6. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Sebenarnya dalam istilah penerbit tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, yang ada adalah penerbit seperti definisi UU No. 3 Tahun 2017. Akan tetapi dalam perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), akhirnya secara alami penerbit berproses secara mandiri memproduksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN (International Standard Book Number).

Dalam Pasal 17 Permenneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009, disebutkan bahwa penulisan buku menjadi unsur yang penting dalam kenaikan pangkat. Berbagai jenis buku yang sesuai/linier dengan tugas pokok dan fungsi jabatan guru dapat digunakan untuk menambah angka kredit yang dibutuhkan dalam kenaikan jenjang jabatan fungsional. 

Berikut ini adalah Jenjang Jabatan Fungsional Guru menurut Permenneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009 :


Berikut ini jenis-jenis buku yang diatur dalam PP No. 75 Tahun 2019 :


Tidak semua buku yang dikirimkan ke penerbit dapat diterbitkan. Karena penerbit masih menghadapi beberapa kendala diantaranya karena keterbatasan modal, strategi pemasaran, dan visi misi. Apalagi pada saat pandemi seperti sekarang ini, dimana outlet toko buku sedang terkena PSBB sehingga proses penjualan dan distribusi buku menjadi terkendala. Seperti halnya Penerbit Andi yang hanya mampu menerbitkan 20-30 persen saja dari naskah yang masuk yang jumlahnya bisa mencapai 200 an perbulan.

Pada saat ini, model pemasaran buku telah bergeser tidak seperti pola pemasaran sebelum pandemi melanda. Penerbit Andi telah mempersiapkan sarana prasarana promosi kekinian, seperti webinar, bincang daring, worshop online, podcast hingga channel youtube untuk membantu memperkuat resonansi gaung pasar buku yang ditulis ke calon pembaca.

Produksi buku juga perlahan-lahan bergeser ke ranah digital, bekerjasama dengan Google Play. Untuk melihat hasil produksi e-book dari penerbit Andi dapat mengunjungi http://bukudigital.my.id atau http://ebukune.my.id.

Ada beberapa strategi yang perlu disiapkan oleh penulis pemula agar mampu menembus penerbit Mayor, diantaranya :

Pertama
Pelajari buku-buku yang telah diterbitkan masing-masing penerbit dan sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki. Tawarkan naskah dalam bentuk rencana tulisan atau proposal penerbitan buku.

Kedua
Kirimkan tulisan ke beberapa penerbit, supaya masing-masing penerbit dapat memahami penawaran tulisan yang dibuat. Jangan hanya terpaku pada satu penerbit.

Ketiga
Jangan takut jika ditolak atau tidak diterbitkan, setiap penerbit mempunyai pandangan sendiri dalam menerbitkan bukunya.

Demikian penjelasan dari Bapak Edi S. Mulyanta tentang Menembus Tulisan di Penerbit Mayor. Semoga dapat memacu semangat kita untuk terus menulis dan mewujudkan mimpi untuk dapat menembus penerbit Mayor.


Jangan pernah putus asa menawarkan tulisan ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia tulis-menulis, sekaligus mencari keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan di tengah gempuran teknologi yang kian semakin kejam saat ini.




Salam Literasi.



Selasa, 09 Februari 2021

Teknik Memasarkan Buku




Tak dapat dipungkiri pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan. Baik itu aspek ekonomi, sosial maupun pendidikan. Masyarakat diharapkan mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus terbiasa dengan situasi yang ada.

Setiap saya membuka story di hp maupun di media sosial lainnya, hampir setiap orang berlomba-lomba menjajakan dagangannya. Entah itu pakaian, sepatu, tas, peralatan rumah tangga, bahkan makanan dan minuman juga mereka tawarkan. Mereka memanfaatkan peluang yang ada untuk mencari keuntungan lewat penjualan secara online.

Berbicara tentang pemasaran, pada pertemuan ke-16 Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay Senin, 8 Februari 2021 akan mengupas tuntas tentang tema “Teknik Memasarkan Buku” dengan narasumber yang luar biasa yaitu Bapak Agustinus Subardana selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi dan moderator yang baik hati nan ceria yaitu bu Aam Nurhasanah S.Pd.

Pak Agus menjelaskan tentang kondisi pemasaran buku di Indonesia yang banyak mengalami kemerosotan akibat pandemi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Rosidayati Rozalina. Industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.

Kendati demikian, tidak semua penerbitan buku mengalami penurunan penjualan. Penerbit Andi Offset masih bisa bertahan dan tumbuh. Bahkan pada tahun 2021, Penerbit Andi akan membuka cabang representative (Stokis) sebanyak 120 titik di kota dan kabupaten di Indonesia. Informasi mengenai Penerbit Andi dapat diakses pada link http://www.andipublisher.com/

Pemilik http://literasikangagus.blogspot.com/ menjelaskan strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
  1. Faktor Mikro (perantara, pemasok, pesaing, dan masyarakat)
  2. Faktor Makro (demografi ekonomi, politik hukum, teknologi fisik, dan sosial budaya)
Strategi pemasaran buku pada Penerbit Andi telah dipetakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu :

1. Strategi pemasaran buku serangan udara (online)

Dalam strategi ini, penggunaan transformasi digital marketing sangat bermanfaat. Manfaat yang diperoleh misalnya : biaya lebih murah, jangkauan lebih luas, mudah menentukan target pasar buku, komunikasi dengan konsumen lebih mudah, lebih cepat populer, dan meningkatkan penjualan.

Penjualan buku lewat online harus lebih proaktif dalam berbagai hal, diantaranya :
  • Gencar melakukan promosi supaya dapat menyebarkan produk secara masif kepada target pasar potensial sehingga dapat mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.
  • Menjaga kestabilan penjualan saat kondisi pasar reda.
  • Menaikkan penjualan dan profit.
  • Mengembangkan keunggulan produk.
  • Membentuk citra produk di mata konsumen.
  • Melakukan penjualan melalui komunitas.

2. Strategi pemasaran buku serangan darat ( offline )

Hal-hal penting yang dapat menunjang pemasaran secara offline meliputi : 
  • Melakukan pemetaan wilayah/membuka cabang pada tiap-tiap kabupaten yang potensial
  • Memetakan buku berdasarkan jenis kategori buku yang diterbitkan.


Demikian penjelasan dari Bapak Agustinus Subardana tentang Strategi Pemasaran Buku di Saat Pandemi. Semoga dapat menambah ilmu dalam hal penerbitan dan pemasaran buku. Sekaligus dapat memantik semangat untuk terus menulis sehingga dapat menghasilkan karya yang berguna.


"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru"



Salam Literasi.



Mendisiplinkan Diri dalam Menulis

  Manusia diciptakan dengan menyandang predikat sebagai makhluk yang paling sempurna. Tetapi kesempurnaan yang kita bawa tidak lekas membawa...