Selasa, 09 Maret 2021

Mendisiplinkan Diri dalam Menulis

 

Manusia diciptakan dengan menyandang predikat sebagai makhluk yang paling sempurna. Tetapi kesempurnaan yang kita bawa tidak lekas membawa kehidupan yang indah sesuai harapan jika tidak diimbangi dengan usaha dan pengelolaan hidup yang terarah.

Malam hari ini Pelatihan Belajar menulis Bersama Omjay menghadirkan narasumber hebat Ibu Tini Sumartini dengan mengangkat tema Mendisiplinkan Diri dalam Menulis. Kembali Mr. Bams dengan ramah dan setia mendampingi narasumber dan peserta gelombang 17 hingga selesainya acara.

Untuk menjadikan kehidupan yang terarah kunci utamanya adalah disiplin. Disiplin dalam segala hal. Dimulai dari hal yang paling sederhana sekalipun. Penanaman sikap disiplin juga perlu dimulai sedini mungkin. Jika sejak kecil sudah terbiasa dengan sikap disiplin bisa dipastikan segala yang menjadi harapan akan dapat diperoleh dengan cara lebih mudah.

Sama halnya dengan menulis. Untuk mencapai harapan bisa menyusun karya tulis yang baik dalam bentuk buku atau yang lainnya perlu ditanamkan kedisiplinan dan konsistensi dalam menulis.
Upaya mendisiplinkan diri untuk konsisten menulis dapat dilakukan dengan hal-hal berikut, diantaranya :

1. Mulailah bergabung dengan komunitas tulis-menulis.

Hal ini bertujuan untuk menjaga rutinitas menulis. Karena dalam suatu komunitas pasti ada tantangan-tantangan menulis yang harus diikuti anggotanya. Selain itu kita bisa mendapatkan banyak ilmu tentang menulis, sehingga kita bisa terus mengembangkan diri.

2. Luangkan waktu untuk menulis, dan bukan hanya menulis di waktu luang.

Jangan mencari waktu luang, tetapi ciptakan waktu luang. Waktu dapat kita atur sesuai keinginan kita. Bisa sebelum tidur atau sesudah bangun di pagi hari.

3. Tetapkan target.

Target adalah trik paling jitu untuk membunuh rasa malas.

4. Perbanyak membaca.

Banyak manfaat yang didapat dari membaca, misalnya :
  • Menambah pengetahuan untuk referensi, sebagai bahan untuk tulisan kita.
  • Menambah kosa kata. Dengan banyak membaca, perbendaharaan kosa kata semakin bertambah. Sehingga kita bisa menentukan diksi yang lebih beragam ketika menulis.
  • Memunculkan ide untuk menulis
5. Sering melakukan blog walking.

Selain menambah wawasan pengetahuan dari hasil publikasi teman kita, berkunjung ke blog juga bisa menjalin silaturahmi dengan sesama bloger.


Demikian materi yang bisa saya simpulkan dari pertemuan malam ini. semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca yang budiman.


Salam Literasi.

Rabu, 03 Maret 2021

4 Kunci Menjadi Guru Inovatif


Alhamdulillah setelah beberapa hari absen tidak menorehkan tulisan di blog, hari ini saya bisa kembali menulis. Seperti biasa, blog saya isi dengan resume Pelatihan Belajar Menulis Bersama Omjay dan PGRI.

Malam ini grup belajar menulis kedatangan narasumber hebat. Beliau adalah Bapak Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd. Guru IPA di SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY. Meskipun narasumber mengampu IPA, tetapi beliau juga jago IT. Mr. Bams kembali menemani narasumber dan peserta kelas menulis yang luar biasa hingga purnanya acara.

Setiap guru pasti mendambakan dapat menjadi sosok guru yang serba bisa. Menguasai segala hal yang dapat mendukung tugas pokoknya. Tetapi yang menjadi kendala adalah tingkat kemampuan masing-masing individu yang tidak sama. Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Jadi kita tidak bisa menyamaratakan setiap tanggung jawab yang dilimpahkan dengan hasil yang sama pula.

Setiap permasalah yang muncul akan menjadi pemicu bagi kita semua untuk bisa memecahkannya. Salah satunya adalah dengan melakukan inovasi. Setiap orang bisa melakukan inovasi sesuai dengan masalah yang dihadapi di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melalukan sebuah inovasi maka ilmu dasar yang bisa kita gunakan adalah ilmu yang kita peroleh dari kecil hingga dewasa. Oleh sebab itu ilmu sangat penting bagi kita semua untuk bisa melalukan inovasi.

Untuk menjadi seorang yang inovator kuncinya adalah sebagai berikut :
1. Belajar

Belajar bisa kita dapatkan dari semua yang ada di dunia ini, dari ayah bunda yang menanamkan pendidikan sejak kecil maupun belajar dari teman, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Semua itu akan mengajarkan pada kita untuk bisa saling berbagi dan saling menghargai.

2. Berkolaborasi

Kolaborasi penting sekali untuk mempercepat suatu proses inovasi. Dengan kolaborasi dengan rekan sejawat, guru-guru inovator yang lainnya apalagi dalam kumpulan teman-teman penulis sebuah karya akan bisa diselesaikan dengan lebih cepat daripada diselesaikan sendiri. Dengan kolaborasi kita bisa saling mengingatkan, saling membantu di kala ada masalah, saling berbagi ide pemecahan masalah, saling menguatkan di kala susah, dan tentu saja saling menginspirasi untuk berinovasi.

3. Berbagi

Setelah belajar dan berkolaborasi penting sekali untuk bisa saling berbagi. Dengan berbagi ilmu pengetahuan, hasil inovasi yang sudah kita lakukan akan bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Dengan kata lain berbagi dengan orang lain, akan memunculkan produk-produk baru bagi kita semua karena kita akan mendapat masukan dari orang lain yang bisa memperbaiki kualitas dari hasil inovasi yang kita lakukan. Bisa juga ada kritikan yang tentu ini akan memunculkan sebuah masalah yang bisa kita pikirkan untuk menjadi inovasi berikutnya.

4. Menginspirasi

Setelah belajar, berkolaborasi, dan berbagi maka menginspirasi adalah satu kata multi makna. Jika tataran kita sudah bisa menjadi "menginspirasi" itu artinya adalah kita mendapatkan surga di dunia. Tebarkan manfaat dari segala kegiatan yang kita lakukan untuk lingkungan kerja kita dan juga siswa kita. Banyak belajar dari orang-orang hebat dan teman sejawat dilingkungan sekitar.

Berlomba-lombalah menjadi inovator-inovator yang bisa menginspirasi di tempat kita berada. Karena sesungguhnya semua orang adalah inovator, untuk bisa diakui oleh orang lain bagilah inovasi kita kepada orang lain. Dari yang sederhana, sampai yang komplek, dari hanya bermanfaat bagi diri sendiri hingga bisa dimanfaatkan oleh orang lain.



Sosok yang inovasi dan inspirasi akan senantiasa berpikir dapat bermanfaat bagi orang lain. Dimana inspirasi dan inovasi itu ada irisan artinya bahwa inovasi yang dilakukan itu bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Dari inovasi dan inspirasi ini muncullah obsesi (mimpi besar) Kumpulan mimpi besar yang belum tentu ada hari ini bisa diwujudkan mungkin saat yang akan datang. (Suhendra, M.Ed, Ph.D(UPI))


Demikian paparan materi dari Bapak Sigit, semoga kita dapat mengikuti jejak beliau untuk menjadi guru yang memiliki banyak inovasi.



Salam literasi.






 

Mendisiplinkan Diri dalam Menulis

  Manusia diciptakan dengan menyandang predikat sebagai makhluk yang paling sempurna. Tetapi kesempurnaan yang kita bawa tidak lekas membawa...